Home Politik LSI Denny JA: PDIP Tak Akan Koalisi dengan PKS, Demokrat, Juga Nasdem

LSI Denny JA: PDIP Tak Akan Koalisi dengan PKS, Demokrat, Juga Nasdem

Jakarta, Gatra.com - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA melakukan survei terkait poros koalisi antar partai yang saat ini sudah mulai memanasi mesin politiknya. Dari hasil survei ini. Salah satunya yakni Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang merupakan gabungan Golkar, PAN dan PPP akan lebih unggul di segmen pemilih moderat.

”Poros PDI P lebih unggul di segmen pemilih yang puas dengan kinerja Jokowi,” kata peneliti senior LSI Denny JA Adrian Sopa dari rilis yang diterima Gatra.com, Senin (15/8).

Sementara untuk poros Gerindra dan PKB akan lebih unggul pada pemilih yang kurang puas dengan kinerja pemerintahan Joko Widodo.

Disebutkan pula bahwa PDI Perjuangan bertarung dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024-2029, mustahil untuk bertarung sendirian. Meskipun sudah memenuhi syarat pencalonan minimal 20 persen. Sehingga menurut LSI Denny JA, PDI Perjuangan perlu menggandeng partai lain.

Namun menurutnya PDI Perjuangan tidak akan menggandeng PKS sebagai kawan koalisi karena alasan ideologis. Selain PKS, partai lain yang tidak mungkin berkoalisi dengan PDI Perjuangan yakni Demokrat karena alasan latar belakang hubungan Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono. Selain itu PDI Perjuangan juga minim untuk berkoalisi dengan Nasdem karena hubungan Mega dan Surya Paloh.

Sementara itu PDI Perjuangan sangat memungkinkan berkoalisi dengan Geridra, atau poros KIB. Apalagi KIB sangat memungkinkan untuk menambah kekuatan. Sebab dengan tiga partai, sangatlah riskan bagi poros ini. ”Jika satu partai saja mengundurkan diri, akan membuat KIB tidak memenuhi syarat pencalonan yang minimal 20 persen,” ucapnya.

Terkait poros KIB ini, akan sangat berpeluang mengajak PKS dan Demokrat. Sebab kedua partai ini tidak memiliki bargaining kuat untuk meminta posisi calon presiden. Sebab kedua partai ini tidak ikut dalam pemerintahan. Apalagi kedua partai ini tidak cukup untuk membentuk satu poros sendiri dalam mencalonkan presiden dan wakil presiden pada perioder 2024-2029 mendatang.

"Kedua partai ini terpaksa ikut dalam poros lain. Mereka bukan dalam level untukk memimpin poros itu, ditambah lagi prosentase kursi keduanya pada periode ini tidak menonjol,” katanya.

Dalam survei ini ada tiga jenis pemilih berdasarkan respon mereka atas 10 indikator kinerja Presiden Jokowi. Ketiga pemilih tersebut antara lain, pemilih yang puas dengan kinerja Jokowi, pemilih yang moderat, dan pemilih yang kurang puas terhadap kinerja Jokowi.

”10 indikator tersebut adalah persepsi publik terhadap lima aspek kehidupan nasional, dan persepsi publik terhadap kinerja pemerintahan Jokowi dalam lima permasalahan penting dan mendasar publik,” katanya.

Mereka yang menjawab baik/lebih baik dikategorikan sebagai pemilih puas, sementara mereka yang menjawab sedang dan sama saja dikategorikan sebagai pemilih moderat dan mereka yang menjawab buruk/semakin buruk dikategorikan sebagai pemilih yang tidak puas.

Dibuat rata-rata, mereka yang puas di setiap indikator kinerja tersebut, terdapat 35.98% pemilih. Jika dibuat rata-rata mereka yang menyatakan sedang/sama saja di setiap indikator kinerja tersebut, terdapat 29.8% pemilih yang moderat. Sedangkan pemilih yang tak puas atas kinerja Presiden Jokowi berdasarkan 10 indikator itu, jika dibuat rata-rata 30. 27 %.

Survei nasional LSI Denny JA menggunakan 1200 responden di 34 Provinsi di Indonesia. Wawancara dilaksanakan secara tatap muka (face to face interview). Margin of error (Moe) survei ini adalah sebesar +/- 2.9%. Riset kualitatif dilakukan dengan analis media, Focus Group Discussion (FGD), dan indepth interview.

427