Home Apa Siapa Kisah Mbah Samian, Veteran Perang Pembersih Ranjau Musuh

Kisah Mbah Samian, Veteran Perang Pembersih Ranjau Musuh

Blora, Gatra.com– Senyum ramah terpancar dari sosok kakek renta ini. Dialah Mbah Samian, 96 tahun, salah satu sosok pejuang veteran pada perang kemerdekaan. Badannya memang kurus kecil, namun daya ingat dan gaya bicaranya masih lantang terdengar.

Apalagi saat berbicara tentang keterlibatannya pada perang kemerdekaan, Mbah Samian dengan fasih bercerita tentang kisahnya.

Tergabung dalam Detasemen Zeni 5 Divisi 5 di bawah pimpinan Mayor Kusmoro, Samian muda ikut berperang melawan penjajahan Belanda di wilayah Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora.

"Saya umur 18 tahun sudah ikut perang. Itu mulai tahun 1946 sampai 1953. Perang di wilayah Cepu," kata Samian saat ditemui di rumahnya di Jl Serayu Kelurahan Kedungjenar Kecamatan Blora kota, Rabu (17/8).

Bahkan saat perang berkecamuk dan Belanda berhasil menguasai sebagian besar wilayah pulau Jawa, Samin bersama pejuang kemerdekaan lain lari ke hutan untuk bersembunyi.

Bersama teman-temannya melakukan perang gerilya melawan Belanda selama satu tahun di hutan.

“Pada saat Belanda mulai menguasai Pulau jawa banyak pejuang yang lari ke hutan. Termasuk saya. Satu tahun bersembunyi di hutan. Itu di hutan Cepu," ucapnya.

Samian mengaku selama menjadi pejuang, ia bertugas sebagai pembersih ranjau musuh. Ranjau-ranjau tersebut selanjutnya dikumpulkan untuk persenjataan melawan Belanda.

"Kok pas tugas bersih-bersih ranjau itu kok saya terus. Katanya Samian itu tugasmu," terangnya.

Selain berperang di wilayah Blora, bersama detasemen saya juga pernah dikirim ke Sulawesi hingga Irian Jaya (sekarang Papua) untuk melawan Belanda..

Samian juga pernah ikut berperang melawan pemberontakan PKI 1948.  “Selama 15 hari saya bertempur melawan pemberontakan PKI di bawah pimpinan Muso,” ungkapnya.

Kini Samian memilih hidup sederhana di rumah usai pensiun menjadi pejuang. “Saya hanya berharap generasi muda saat ini bisa terus berjuang melebihi perjuangannya zaman dulu untuk kemajuan bangsa dan negara,” harap Mbah Samian.

223