Home Pendidikan Mahasiswa Harus Manfaatkan Potensi Besar dari Industri Kreatif

Mahasiswa Harus Manfaatkan Potensi Besar dari Industri Kreatif

Jakarta, Gatra.com - Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Desain LaSalle, Hariyadi Sukamdani, memandang potensi bisnis industri kreatif, khususnya pada sektor sinematografi, sangat besar.

Jika menilik dari apa yang dilakukan industri kreatif Korea Selatan terhadap perekonomian negara mereka, Hariyadi pun yakin bahwa Indonesia bisa membuat dampak yang sama bahkan punya kemampuan yang jauh lebih besar dari itu.

"Itu yang sebenarnya kami lihat, Indonesia punya kemampuan yang sebetulnya kalau jujur jauh lebih besar dari Korea," jelas Hariyadi dalam keterangannya, sabtu (20/8).

Selian itu, Hariyadi juga menilai saat ini industri sinematografi tengah digandrungi. Perkembangan platform pemutaran film secar digital yang kian menjamur menjadi bukti bahwa film bisa membawa kontribusi yang sangat besar untuk perekonomian mereka.

"Di samping itu, lewat jalur itu kita bisa mempromosikan pariwisata dan budaya negara kita kepada masyarakat dunia," tegasnya.

Melihat potensi bisnis yang besar itu, pihaknya menambah program studi baru di LaSalle College, yakni sinematografi. Menurut Hariyadi, nentinya pengajaran dalam program studi tidak hanya menekankan sebatas teori. Namun juga, mahasiswa akan didorong lebih untuk dikenalkan dengan dunia kerja sedini mungkin.

"Kami melihatnya itu, memang mahasiswa harus dikenalkan dengan kondisi di dunia kerja sedini mungkin, bahkan sejak di bangku perkuliahan," kata dia.

Ditambahkan Campus Director Sekolah Tinggi Desain LaSalle, Bonatua Napitu, menerangkan, pengalaman LaSalle College Jakarta selama 25 tahun pertamanya cukup dan mampu untuk mendukung kesuksesan program studi sinematografi. Sebab, kata dia, program-program studi yang ada saat ini dapat diintegrasikan dan berhubungan ke dalam program baru tersebut.

"Di antaranya ada aspek kostum, visual-effect atau make-up, stage-set, komunikasi visual, media editing, graphic atau image processing, penataan atau pengambilan gambar, dan lain-lain," terang Bonatua. 

80