Kyiv, Gatra.com - Pasukan Rusia melanjutkan serangan mereka di beberapa wilayah Ukraina, Senin (22/8). Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pun memperingatkan potensi serangan yang lebih serius menjelang peringatan 31 tahun kemerdekaan Ukraina dari Uni Soviet, sekaligus setengah tahun sejak Rusia memulai invasi ke Ukraina pada Februari silam.

Zelensky mengatakan, ia telah mendiskusikan seluruh ancaman yang diterimanya dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Kabar tersebut telah dikirim ke para pemimpin barat lainnya, tak terkecuali Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

"Semua mitra Ukraina telah diberi tahu tentang apa yang dapat disiapkan negara teroris minggu ini," kata Zelensky dalam sebuah video pidato, seperti dikutip dari Reuters, Senin (22/8).

Zelensky juga mengatakan, apabila Rusia melanjutkan rencana mereka untuk mencoba menangkap pembela Ukraina di Mariupol, maka langkah tersebut akan melanggar aturan internasional, sekaligus memberhentikan negara tersebut dari negosiasi dengan negaranya.

“Hal ini akan menjadi batas di mana negosiasi tak mungkin lagi dilakukan,” tegas Zelensky.

Sementara itu, jelang Hari Kemerdekaan mereka, pejabat Ukraina justru kerap melaporkan lebih banyak serangan Rusia terhadap sasaran-sasaran di timur dan selatan negara itu. Di wilayah Bakhmut timur, misalnya, pasukan Rusia telah merusak artileri dan sejumlah sistem peluncur roket di daerah pemukiman Soledar, Zaytseve, dan Bilogorivka.

Mereka juga terus memfokuskan upaya, guna membangun kontrol penuh atas wilayah Luhansk dan Donetsk, mempertahankan wilayah Kherson yang direbut dan sebagian wilayah Kharkiv, Zaporizhzhia, dan Mykolaiv.