Home Ekonomi Astragraphia Xprins Indonesia Fokus Kembangkan Ekosistem Bisnis Pencetakan 3D di Indonesia

Astragraphia Xprins Indonesia Fokus Kembangkan Ekosistem Bisnis Pencetakan 3D di Indonesia

Jakarta, Gatra.com – PT Astragraphia Xprins Indonesia (AXI) selaku entitas anak PT Astra Graphia Tbk (Astragraphia), resmi memperkenalkan ekosistem bisnis pencetakan tiga dimensi (3D printing) lewat acara peluncuran dan talkshow bertajuk “Bring Creativity into Reality” yang diselenggarakan di XXI Lounge, Plaza Senayan pada Selasa (23/8).

Sebagai inisiatif bisnis terbaru, AXI fokus dalam pengembangan peluang pasar 3D printing di Indonesia melalui kolaborasi bersama berbagai pemangku kepentingan seperti pelaku 3D printing service, dealer, desainer/kontributor 3D, komunitas UMKM, hingga institusi pendidikan dan pemerintahan.

Direktur PT Astragraphia Xprins Indonesia, K. Teguh Santosa mengatakan, AXI optimis bisnis baru 3D printing dapat menjadi peluang untuk memberikan nilai tambah kepada pelanggan guna mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan. “Hari ini, kami memperkenalkan dan menghadirkan berbagai mitra kolaborasi sebagai bentuk kesiapan kami dalam memperkuat ekosistem bisnis 3D printing yang telah AXI bentuk,” ucap Teguh Santosa.

Direktur AXI Teguh Santoso bersama Ketua Asosiasi Printer Tri Dimensi Indonesia Erick Rudolf dan Direktur Aplikasi, Permainan, TV & Radio Kemenparekraf Syaifullah (Ist/ Astragraphia)

Ia berharap kolaborasi tersebut mampu mengobarkan semangat banyak pihak dalam mewujudkan pasar 3D printing serta membawa manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan dari sektor personal, komersial, dan industri.

Acara peluncuran dan talkshow ekosistem bisnis 3D printing AXI bertajuk “Bring Creativity into Reality”, menghadirkan tiga narasumber. Mereka di antaranya Direktur Aplikasi, Permainan, TV, dan Radio Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Syaifullah; Ketua Asosiasi Printer Tri Dimensi Indonesia Erick Rudolf, serta Pemilik Dealer Mesin Cetak Tiga Dimensi, 3D Zaiku, James Mak.

Direktur Aplikasi, Permainan, TV, dan Radio Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Syaifullah berpandangan, 3D printing saat ini menjadi solusi bagi pelaku UMKM yang bergerak di industri kreatif, di mana teknologi ini mendukung proses inovasi produk/karya secara cepat dengan biaya yang lebih efisien. “Teknologi dan aplikasi cetakan 3D mampu merealisasikan ide dan kreativitas dari berbagai pelaku usaha dalam subsektor industri kreatif seperti permainan, film, kriya, kuliner, hingga arsitektur,” ujar Syaifullah.

Menurutnya, peluncuran bisnis 3D printing di Indonesia yang digagas Astragraphia sejalan dengan rangkaian program kerja jangka panjang Kemenparekraf dalam upaya mendorong ekonomi kreatif dalam negeri serta meningkatkan kontribusinya terhadap perekenomian nasional dan membuka lapangan pekerjaan. “Saya mengapresiasi dan mendukung penuh AXI untuk mengaktifkan pasar 3D printing di Indonesia dan saya berharap industri 3D printing dapat berkontribusi memajukan ekosistem ekonomi kreatif nasional,” Syaifullah mengungkapkan.

Inovasi produk dan usaha dapat dikembangkan melalui teknologi 3D printing yang dapat mendorong UMKM menjadi naik kelas. Pengaplikasian 3D printing akan menjelma tren yang positif bagi pelaku industri kreatif didukung dengan sinergi dan dorongan antara UMKM bersama asosiasi, organisasi, maupun komunitas yang berkecimpung di dunia praktis 3D printing.

Ketua Asosiasi Printer Tri Dimensi Indonesia, Erick Rudolf mengatakan, 3D printing atau additive manufacturing merupakan proses pembuatan objek fisik dari model 3D, dengan melakukan proses pencetakan lapis per lapis menggunakan material cetak khusus sesuai dengan jenis printer 3D. “Melihat pengaplikasian 3D printing yang begitu luas, kami ingin meningkatkan kesadaran dan lebih menggiatkan aktivitas 3D printing di Indonesia meskipun saat ini kegiatan edukasi 3D printing masih minim dilakukan,” terang Erick.

Karena itu, pihaknya menyambut baik AXI dalam mengembangkan bisnis 3D printing di Indonesia secara menyeluruh. “Tidak hanya dalam hal pemasaran, tapi kami harap AXI juga dapat terlibat aktif untuk mengedukasi masyarakat secara luas agar ekosistem bisnis yang AXI bentuk dapat membawa pengaruh positif untuk pasar 3D printing di Indonesia,” ujarnya.

Di kesempatan yang sama, Pemilik Dealer Mesin Cetak Tiga Dimensi, 3D Zaiku, James Mak menambahkan, di dalam industri 3D printing di Indonesia, sektor retail menjadi sektor yang paling berkembang. Padahal, penerapan 3D printing tidak terbatas untuk retail, melainkan dapat menjadi peluang bisnis untuk sektor komersil hingga industrial.

Ilustrasi Produk Cetakan 3D Printing AXI yang Disaksikan Direktur AXI Teguh Santoso dan Direktur Kemenparekraf Syaifullah (Gatra/ Andhika Dinata)

“Dengan semakin terjangkaunya harga printer 3D serta semakin mudahnya masyarakat mengakses informasi mengenai 3D printing, kami harap AXI sebagai exclusive distributor Creality mendukung penuh dealer Creality di Indonesia untuk memperluas segmen pasar 3D printing dan meyakinkan masyarakat secara luas sebagai calon pelanggan bahwa 3D printing dapat menjadi industri yang menjanjikan di Indonesia,” papar James.

Sebagai informasi, AXI dipercaya oleh produsen printer 3D terkemuka di dunia untuk pasar ritel, bernama Creality, sebagai distributor eksklusif dalam pemasaran dan layanan purnajual printer 3D, material, dan aksesoris Creality di seluruh wilayah di Indonesia. Selain itu, AXI memiliki portal web 3D Printing (www.3dprintingsolution.id) sebagai wadah interaksi antar pemangku kepentingan di dalam pasar 3D printing di Indonesia yang di dalamnya memuat informasi mengenai produk dan hasil cetak, penjualan dan purnajual, hingga daftar dealer.

AXI bersama dealer juga telah memasarkan produk-produk unggulan Creality yang terbagi dalam beberapa kategori, yaitu Ender series, CR series, Fully Enclosed FDM series, dan Halot series, yang ditawarkan dengan harga mulai dari sekitar dua juta rupiah. Produk dan solusi yang AXI hadirkan dalam inisiatif bisnis 3D printing, akan memfasilitasi berbagai segmen pasar baik untuk pengguna personal (retail), pelaku UMKM, korporasi, hingga industri untuk menciptakan hasil cetak (printing output) tiga dimensi yang bersifat koleksi, komersil, ataupun yang dapat menunjang aktivitas bisnis.

90