Home Internasional Banjir Bandang Melanda Pakistan, Butuh Bantuan Internasional

Banjir Bandang Melanda Pakistan, Butuh Bantuan Internasional

Karachi, Gatra.com - Pakistan mendesak masyarakat internasional untuk membantu dalam upaya mengatasi hujan lebat yang memicu terjadinya banjir besar bulan lalu, yang menewaskan lebih dari 800 orang.

Dikutip Reuters, Rabu (24/8), para pejabat mengatakan upaya pendanaan dan rekonstruksi akan menjadi tantangan bagi Pakistan yang kekurangan uang. Harus memotong pengeluaran untuk memastikan Dana Moneter Internasional menyetujui pelepasan dana talangan yang sangat dibutuhkan.

Seorang pejabat senior di kantor metrologi, Sardar Sarfaraz mengatakan 
curah hujan secara nasional sejak bulan Juli hampir 200 persen di atas rata-ratadan menjadikannya bulan Juli terbasah sejak tahun 1961.

“Tidak ada provinsi atau di Islamabad yang mampu mengatasi bencana iklim sebesar ini. Hidup dalam bahaya, ribuan tunawisma. Mitra internasional perlu memobilisasi bantuan,” kata Menteri Federal untuk Perubahan Iklim, Sherry Rehman dalam tweet.

Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), hujan monsun yang deras dan banjir telah menyebabkan sekitar 2,3 juta orang di Pakistan --sejak pertengahan Juni, kehilangan tempat tinggal, menghancurkan sedikitnya 95.350 rumah, merusak lebih dari 224.100.

Sindh di tenggara negara itu dan Balochistan di barat daya adalah dua provinsi yang paling terkena dampak. Lebih dari 504.000 ternak telah mati, hampir semuanya di Balochistan. Sementara kerusakan hampir 3.000 km jalan dan 129 jembatan dan itu menghambat pergerakan di sekitar daerah yang terkena dampak banjir.

Rute pasokan makanan utama dari kota pelabuhan Karachi telah terputus selama lebih dari seminggu, setelah jembatan yang menghubungkannya ke Balochistan tersapu bah, sementara puluhan bendungan kecil di provinsi itu juga mengalami kenaikan debit air.

“Pemerintah federal juga telah meminta bantuan mitra pembangunan internasional, untuk tindakan rekonstruksi infrastruktur yang hancur akibat banjir dan itu dapat dimulai setelah air surut,” kata Menteri Perencanaan, Pembangunan dan Inisiatif Khusus, Ahsan Iqbal dalam sebuah posting twitter.

Di Sindh, pemerintah terpaksa menutup semua lembaga pendidikan untuk mengantisipasi prakiraan bertambahnya hujan baru pada Rabu dan Kamis ini. Sebuah bandara di distrik Nawabshah tetap ditutup karena landasan lapangan terbang hampir sepenuhnya terendam.

“Ini adalah bencana iklim skala epik, yang menimbulkan krisis kemanusiaan yang bisa menandingi besarnya banjir sejak tahun 2010,” kata Rehman.

200