Home Ekonomi Potensi Gantikan Gandum, KRKP Dukung Presiden Jokowi Kembangkan Sorgum

Potensi Gantikan Gandum, KRKP Dukung Presiden Jokowi Kembangkan Sorgum

Jakarta, Gatra.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah menggencarkan penanaman sorgum di dalam negeri. Di tengah ketidakpastian global yang menciptakan krisis pangan, Jokowi pun mengajak para pengusaha untuk menanam sorgum. Sebab, bisnis di bidang pangan merupakan usaha yang sangat prospektif.

Mebanggapi hal itu, Koordinator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah mendukung upaya Presiden Jokowi yang mengajak pengusaha dan masyarakat untuk menanam sorgum guna mensubstitusi dan menekan laju impor gandum.

“Saya kira wacana yang sangat bagus ya, ajakan yang bagus, memang situasinya harus memaksa kita untuk melakukan itu kenapa karena situasi pangan kita sudah terlalu dalam ya masuk dalam perangkap jebakan impor lah kira-kira begitu,” kata Said Abdullah dalam keterangan yang diterima Gatra.com, Kamis (25/8/2022).

Said menyoroti ketergantungan Indonesia terhadap gandum yang masih harus diimpor. Di sisi lain, efek perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan ratusan juta ton gandum di kedua negara itu tertahan.

Oleh karena itu, Said mendorong pemerintah untuk segera menyiapkan alternatif pangan utama ketika mengalami gangguan rantai pasok untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Dan sayangnya, gandum itu sekarang jadi komoditas atau bahan pangan yang dikonsumsi terbesar setelah padi sebagai sumber karbohidrat. Sehingga kalau memang gandumnya ada gangguan, pasti ada pengaruh di dalam negeri dan mungkin presiden melihat ini bagus ya,” ucapnya.

Menurut Said, penanaman sorgum sudah dilakukan sejak dahulu sebab memiliki potensi yang besar dan cocok untuk menggantikan gandum.

“Sebenarnya kalau di konteks sorgum, kalau dibuat subtitusi gandum itu jelas ya dan harusnya dari dulu karena punya potensi yang sangat besar. Sorgum punya kesejarahan yang lama juga di konteks Indonesia secara ekologi cocok,” katanya.

Dengan potensi besar yang dimiliki sorgum, sudah seharusnya diproduksi secara masif dengan memperkuat sisi produktifitasnya.

“Kalau ditanya potensial ya sangat potensial dari sisi produksi walaupun masih ada hal yang perlu diperkuat misalnya di sorgum yang ditanam oleh masyarakat selama ini produktivitasnya masih rendah,” ucapnya.

“Karena memang proses budidayanya belum intensif pertanyaannya kemudian kenapa belum intensif ya karena tidak ada insentif yang didapat. Kalau mau didorong jadi komoditas penting maka mau nggak mau tadi instrumen teknologi, instrumen pendampingan, supaya produktivitasnya naik ya jadi syarat kan gitu,” imbuhnya.

Namun, Said menilai, perlu dibuatkan peta jalan atau roadmap yang jelas untuk dijalankan agar dapat memproduksi sorfgum dengan efektif dan efisien.

“Yang kita inginkan sebenarnya bagaimana pada saat ada peta jalan. Sehingga tadi perlu ada perubahan tapi dengan cara apa itu harus menjadi suatu pemikiran sehingga jangan keliru gitu menurut saya caranya tadi salah satunya kalau di konteks yang sekarang ya memperkuat produktivitas dan pengembangan teknologi, teknis budidaya kemudian pendampingan dan seterusnya,” beber Said.

Tidak hanya untuk sorgum, untuk menekan impor dan ketahanan pangan nasional produk holtikultura juga perlu mendapat perhatian pemerintah untuk dibuatkan peta jalan ketahanan pangan nasional.

“Itu yang perlu dipikirkan, termasuk buah-buahan ya produk holtikultura banyak juga impor. Artinya harus ada satu desain yang komprehensif dan itu gradual dalam arti kata strategi perubahannya jelas gitu, waktu ke waktu seperti apa dan seterusnya,” terangnya.

207