Home Ekonomi INKA Gandeng VKTR, Bangun Ekosistem Industri Kendaraan Listrik Indonesia

INKA Gandeng VKTR, Bangun Ekosistem Industri Kendaraan Listrik Indonesia

Madiun, Gatra.com- PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR), anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR)  bersama PT Industri Kereta Api (Persero) atau PT INKA, bersepakat untuk membangun aliansi strategis demi mewujudkan cita-cita membangun ekosistem transportasi berbasis listrik di Indonesia. Nota kesepahaman (MoU) antara kedua pihak ditandatangani oleh Direktur Utama PT INKA Budi Noviantoro dan Direktur Utama VKTR Gilarsi W. Setijono, di Madiun, Jawa Timur, hari ini Senin (29/8).

Dirut PT INKA Budi Noviantoro menjelaskan, ada kemiripan platform dan tujuan dari PT INKA dan VKTR, dimana kedua pihak kini tengah berupaya menjadi pelopor dibangunnya ekosistem industri kendaraan listrik di Indonesia. Menurutmya, hal itu tentu dapat disinergikan demi memperkuat sumberdaya yang dimiliki masing-masing pihak.

“Kami ini punya rencana pengembangan industri yang saya yakin bisa saling membantu dan melengkapi. Kan, masing-masing jadi tidak perlu mengupayakan semuanya sendiri-sendiri. Kita kolaborasikan kapasitas dan kemampuan yang ada,” kata Budi dalam keterangan persnya, Senin (29/8).

Komisaris Utama VKTR, Anindya Novyan Bakrie yang hadir menyaksikan langsung penandatanganan tersebut mengatakan, kerja sama strategis ini sejalan dengan strategi bisnis Grup Bakrie ke depan. “Pengembangan bisnis kami ke depan akan banyak berhubungan dengan elektrifikasi industri dan green energy," ungkapnya.

Ia pun menegaskan bahwa bentuk kerja sama public-private partnership (PPP) seperti yang dilakukan VKTR hari ini penting artinya bagi proses percepatan terciptanya ekosistem industri elektrifikasi di tanah air. “Ini menjadi tugas kita bersama untuk membangun dan memiliki kemandirian teknologi yang lengkap dari hulu hingga ke hilir, berskala nasional dan berkualitas global,” tegas Anindya lagi.

Direktur Utama VKTR, Gilarsi W. Setijono mengemukakan, kerja sama ini bertujuan menjajaki pembuatan dan pengembangan komponen untuk berbagai produk otomotif khususnya kendaraan listrik secara lokal. “Kami tentu ingin penyerapan TKDN produk bus listrik yang kami kembangkan ini dapat meningkat secara cepat,” jelasnya.

Ia pun menambahkan bahwa PT INKA nantinya akan memproduksi unit bus serta menyediakan fasilitas produksi dan tenaga ahli yang dimilikinya. “PT INKA jelas memiliki pengalaman manufaktur yang panjang dan mumpuni," ujarnya.

Gilarsi menyebut kalau pihaknya memiliki kapasitas kuat dalam industri komponen otomotif dan technical know-how dari mitra globalnya, selaku pembuat komponen kendaraan listrik. "Semua ini tentu dapat kami arahkan bersama untuk dapat mendukung pengembangan teknologi kendaraan listrik di Indonesia,” pungkasnya.

Sebagai informasi, PT INKA adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang manufaktur kereta api terintegrasi pertama di Asia Tenggara. PT INKA belakangan mengumumkan tengah mengembangkan bus listrik dengan kemampuan produksi mencapai hingga 150 unit.

Selain itu, Kemenristekdikti menugaskan konsorsium Perguran Tinggi Negeri (PTN) dan PT INKA untuk memproduksi bus listrik yang akan digunakan untuk KTT G20, November 2022 di Bali. Bus yang berjuluk Bus Listrik Merah Putih (BLMP) itu mampu menyerap tingkat komponen dalam negeri (TKDN) lebih dari 50%.

Sementara itu, PT VKTR Teknologi Mobilitas adalah startup di bidang manufaktur elektrifikasi transportasi dan ekosistem telematika. Perusahaan ini telah menandatangani kerja sama strategis dengan sejumlah pihak.

Di antaranya produsen kendaraan listrik terkemuka dunia BYD Auto dan produsen baterai ramah lingkungan asal Inggris BritishVolt. Juga perusahaan karoseri Tri Sakti, perusahaan teknologi heavy mobility dari Inggris Equipmake, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), serta Universitas Sebelas Maret (UNS) dan beberapa lainnya.

Kerja sama dengan banyak pihak ini merupakan salah satu strategi VKTR untuk melakukan lokalisasi teknologi produk-produk manufakturnya, sekaligus bertujuan agar industri elektrifikasi transportasi di Indonesia dapat dibangun secara lengkap dari hulu hingga ke hilir.

224