Home Ekonomi Rekening Green Savings Bank DBS Indonesia Dukung Produktivitas Petani Kakao

Rekening Green Savings Bank DBS Indonesia Dukung Produktivitas Petani Kakao

Jakarta, Gatra.com– Sejak diluncurkan sejak tahun 2021, Rekening Green Savings, Bank DBS Indonesia mencatat telah memiliki 3.000 nasabah. Lewat produk ini, nasabah telah berkontribusi melalui penyisihan langsung sebagian bunga tabungan, dan Bank DBS Indonesia menyalurkan donasi tersebut kepada mitra wirausaha sosial terpilih.

Consumer Banking Director, PT Bank DBS Indonesia Rudy Tandjung mengatakan, ketertarikan masyarakat terhadap perusahaan yang berbasis Environment, Social, and Governance (ESG) pun memang semakin meningkat. Menurut survei EY Future Consumer Index pada Februari 2022, responden cenderung melakukan pembelian yang lebih berkelanjutan (sustainable), termasuk di Indonesia.

Pelanggan di Indonesia memperhatikan dampak yang dihasilkan dari pembelian mereka, dengan 72% responden memperhatikan dampak lingkungan dan 68% responden memperhatikan dampak sosial.

Selain itu, 52% pelanggan di Indonesia lebih memilih brand dengan visi yang sejalan dengan prinsip mereka. Menyikapi tren tersebut sejak awal, Bank DBS Indonesia, yang telah bergabung dengan United Nation Net-Zero Banking Alliance (UNEPFI), kini berupaya menyelaraskan portofolio kredit dan investasi untuk mencapai emisi nol bersih (net zero) pada tahun 2050.

"Rekening Green Savings yang telah hadir sejak tahun lalu bagi nasabah untuk mendukung keberlangsungan sosial lingkungan di Indonesia, mewujudkan dua dari tiga pilar keberlanjutan kami," kata Rudi dalam konferensi persnya, Selasa (30/8).

Dalam hal ini yakni Responsible Banking dan Impact Beyond Banking dengan menghadirkan rangkaian solusi finansial komprehensif yang berbasis ESG. "Mulai dari investasi hingga tabungan, untuk mendukung wirausaha sosial di Indonesia,” ujar dia.

Head of Segmentation, Liabilities and Mortgage, PT Bank DBS Indonesia Natalina Syabana menambahkan, Bank DBS Indonesia secara berkelanjutan menyalurkan kontribusi nasabah Green Savings melalui pada mitra wirausaha sosial terpilih.

"Dalam satu tahun, sebanyak hampir 3.000 nasabah telah memberikan dampak positif dan mendukung agenda keberlanjutan dengan memberikan kontribusi melalui sebagian bunga tabungan yang dampaknya sudah dirasakan oleh para petani kakao," paparnya.

Head of Segmentation, Liabilities and Mortgage, PT Bank DBS Indonesia Natalina Syabana (kiri), Consumer Banking Director, PT Bank DBS Indonesia Rudy Tandjung (tengah), dan Finance & Accounting Manager dari Krakakoa, Fatimah Aziss dalam konferensi persnya, Selasa (30/8). (GATRA/Dok BBI)


Bank DBS Indonesia memiliki mitra wirausaha sosial terpilih Krakakoa yang memiliki visi memajukan
perkebunan kakao. Merujuk data ICCO.org, Indonesia sebagai produsen cokelat ketujuh terbesar di dunia kini dihadapkan pada berbagai masalah.

Seperti kurangnya generasi baru petani kakao dan usia pohon kakao yang sudah tua, sehingga kualitas kakao menurun. Serta minimnya pengetahuan petani kakao dan teknologi untuk menghasilkan cokelat yang berkualitas.

Finance & Accounting Manager dari Krakakoa, Fatimah Aziss menyebut bahwa lewat inisiatif dan dukungan ini, diharapkan Indonesia dapat kembali menjadi tiga besar produsen cokelat di dunia. “Krakakoa merupakan wirausaha sosial produsen cokelat yang memiliki misi ‘farmer-to-bar’ untuk memajukan pertanian kakao yang berkelanjutan dalam aspek lingkungan maupun bisnis," jelasnya.

Fatimah menjelaskan, Krakakoa membina petani kakao dengan memberikan pendampingan dan akses akan bibit kakao unggul dan
fasilitas pascapanen. Sehingga dapat menghasilkan panen yang berkualitas sehingga meningkatkan kesejahteraan petani kakao di Indonesia.

"Keterlibatan nasabah Bank DBS Indonesia melalui rekening Green Savings telah membantu kami mewujudkan hal itu," jelas Fatimah.

Kontribusi yang terkumpul disalurkan kepada 20% dari total petani kakao di bawah binaan Krakakoa yang berlokasi di Lampung dan Sulawesi Barat dalam bentuk pembinaan berkelanjutan.

Yakni lebih dari 20.250 bibit unggul tersalurkan; fasilitas Solar Dryer Dome untuk meningkatkan penyerapan biji kakao sebanyak 38%. Serta fermentation boxes dan rak pengeringan yang mempercepat proses pengeringan biji kakao dan menjaga kualitas panen sehingga harga jual bisa lebih tinggi 2-3 kali lipat di atas harga pasar.

"Kami berharap semakin banyak nasabah yang terketuk hatinya untuk berkontribusi terhadap sosial lingkungan, terutama untuk mendukung keberlangsungan petani dan pertanian kakao di Indonesia,” pungkas Fatimah.

77