Home Ekonomi Ingin Berwiraswasta? Sinoeng: Jangan Cuma Jadi Pengikut

Ingin Berwiraswasta? Sinoeng: Jangan Cuma Jadi Pengikut

Salatiga, Gatra.com – Masyarakat yang ingin menjadi pengusaha harus memiliki ide sendiri, sehingga tidak sekadar menjadi pengikut. Pesan tersebut disampaikan oleh Penjabat Wali Kota Salatiga Sinoeng N Rachmadi saat menjadi pemateri dan membuka Pelatihan Peningkatan Inovasi dan Higienitas Sajian Kuliner di Destinasi Wisata yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Salatiga, Kamis (1/9).

“Kebanyakan orang dalam berwirausaha ikut-ikutan saat membuat dan menjajakan produk. Alangkah lebih elok jika dalam suatu kawasan tidak ada kesamaan produk. Bisa ditolerir jika produk adalah turunan atau pendukung dari produk yang ada,” ungkap Sinoeng.

Misalnya, kata Sinoeng, ada usaha ternak kambing, maka boleh di sekitar ada usaha yang berkaitan dengan kambing namun tidak sama. Produk yang dibolehkan, misal usaha susu kambing, usaha keju susu kambing, ataupun usaha sabun susu kambing.

“Ini penting karena sesuai hukum ekonomi jika produk banyak, harganya akan turun,” sebutnya.

Sinoeng mengakui, kendala klasik yang dihadapi pebisnis adalah sama, yaitu ditipu orang. Namun hal itu diminta untuk tidak menjadi patah semangat.

“Selain itu kalau ada yang minta diajari cara membuat produk jangan pelit, ajari saja namun jadikan mitra. Misal diberikan jatah produksi pemasaran lewat Anda. Hal ini malah akan memperbesar usaha anda yang tadinya hanya mampu memproduksi sekian bisa jadi berlipat,” katanya.

Pj Wali Kota mengungkapkan bahwa anak-anak dan perempuan adalah segmentasi yang paling potensial dalam wirausaha. “Dengan demikian talent promosi juga pilihlah anak-anak dan perempuan, karena mereka yang akan mampu menarik minat dan menyampaikan target promosi Anda tercapai,” katanya.

Pj Wali Kota Salatiga Sinoeng N Rachmadi berbaur dengan peserta Pelatihan Peningkatan Inovasi dan Higienitas Sajian Kuliner di Destinasi Wisata. (Dok. Pemkot Salatiga)

Inovasi promosi, lanjutnya, juga sangat penting. Berbagai model promosi dilakukan para pengusaha, ada yang posting produk dan talent saja, namun ada yang promosi dengan menampilkan proses produksi. “Ini adalah wujud produsen ingin menunjukkan higienitas produk sehingga muncul persepsi positif konsumen,” papar Sinoeng.

Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Salatiga Valentino Tanto Haribowo menyampaikan bahwa kegiatan dimaksudkan untuk mendongkrak mutu kuliner di Kota Salatiga.

Banyak potensi kuliner asal Kota Salatiga jika dikembangkan. Seperti contoh asal Salatiga yang tembus food startup adalah gado-gado Bu Agus dan Singkong Keju D9. Sedangkan untuk ekonomi kreatif yang sudah merambah sektor tersebut adalah Naruna dan Jegboy jeggirl.

“Pelatihan inovasi Higienitas kuliner di destinasi wisata Salatiga sebagai wujud sinergitas stakeholder,” terangnya.

Harapannya, segenap peserta pelatihan ini bisa menjadi inkubator bisnis di Salatiga. Pihaknya juga menyediakan lembaga konsultasi bisnis bekerjasama dengan lembaga perbankan. Pelatihan ini juga menjadi rintisan food starup agar bisnis kuliner bisa bekembang, sehingga usaha kuliner bisa menjanjikan lahan profit.

“Selanjutnya karya dan produk peserta akan ditetapkan 5 kuliner kreatif. Di hari kedua dan ketiga diharap produk bisa dibawa, nantinya akan dimentori para pemateri agar tambah nilai produknya,” katanya.

Salah satu peserta dari Perumahan Gunungsari Asri Tingkir Iis Farida menyampaikan terima kasih bisa ikut dalam pelatihan. Dia mulai usaha D’Sabu organic food NIKKISAE sebuah produk salad buah.

“Salad saya tidak diaduk mayonesnya namun hanya disajikan toping. Ini menjaga agar rasa buah tetap origina saat dinikmati. Harapan saya usaha saya jadi tumbuh besar dengan pelatihan ini,” jelasnya.

119