Jakarta, Gatra.com - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki menyakini para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mampu menghadapi berbagai tantangan dan krisis, termasuk kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Dia berujar, kenaikan harga BBM bukan pertama kalinya dihadapi para pelaku UMKM. Karena itu, Teten optimistis pelaku UMKM memiliki resiliensi terhadap krisis.

"Ini kan bukan pertama kali UMKM menghadapi krisis, menghadapi kenaikan harga BBM dan sebagainya. Saya optimis para pelaku UMKM kita punya daya resiliensi yang luar biasa," ujar Teten kepada wartawan usai meresmikan Indonesia Digital Meet Up di Smesco, Jakarta, Kamis (1/9).

Teten menyebut, krisis ekonomi dan berbagai tantangan seperti kenaikan harga BBM menjadi hal biasa dalam proses bisnis.

Kendati demikian, Teten mengungkapkan bahwa pemerintah juga tengah mempersiapkan berbagai antisipasi, khususnya menghadapi inflasi. Subsidi energi, kata Teten, sudah tidak bisa terus digelontorkan pemerintah karena alasan keterbatasan fiskal negara.

"Inflasi kita masih di bawah angka pertumbuhan ekonomi, tapi kan pemerintah tidak bisa terus menerus mensubsidi itu karena ada keterbatasan fiskal, nah ini yang sedang dipersiapkan pemerintah," ungkap Teten.

Seperti diketahui, isu kenaikan harga BBM bersubsidi terus mencuat di masyarakat. Pemerintah menyebut defisit APBN sudah tidak mampu untuk menambah anggaran untuk subsidi dan kompensasi energi yang saat ini sudah mencapai Rp502,4 triliun.

Adapun pemerintah sebagai pengalihan subsidi BBM menggelontorkan sejumlah bantuan sosial tambahan mulai September 2022 ini. Total bansos tambahan mencapai Rp24,17 triliun yang akan disalurkan menjadi Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp12,4 triliun, Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebesar Rp9,6 triliun dan bantuan subsidi transportasi sebesar Rp2,17 triliun.