Home Ekonomi Gelar Pertemuan dengan Peternak, Mendag Zulhas Ungkap Penyebab Harga Ayam Anjlok

Gelar Pertemuan dengan Peternak, Mendag Zulhas Ungkap Penyebab Harga Ayam Anjlok

Jakarta, Gatra.com - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menggelar pertemuan dengan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar), Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) serta perwakilan peternak di wilayah sentra unggas di Pulau Jawa, Kamis (1/9).

Pertemuan tersebut membahas mengenai upaya meningkatkan harga ayam di tingkat peternak. Zulhas mengatakan anjloknya harga ayam hidup saat ini disebabkan oleh over supply atau produksi lebih banyak dibandingkan permintaan dan kendala distribusi.

"Gejolak harga tersebut disinyalir terjadi akibat kendala distribusi yang kurang merata serta kondisi supply-demand, yaitu produksi lebih besar dibandingkan permintaan," ujar Zulhas, dikutip Jumat (2/9).

Adapun Zulhas menyebut harga ayam hidup di tingkat peternak saat ini hanya Rp14.000/kilogram-Rp17.000/kilogram. Menurut Zulhas, harga tersebut jauh di bawah harga keekonomian yang seharusnya di kisaran Rp21.000-Rp23.000/kilogram.

Sementara berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP), Kementerian Perdagangan, harga rata-rata nasional daging ayam ras di pasaran per tanggal 1 September sekitar Rp34.600/kilogram atau turun 0,57 persen dibandingkan harga pada 31 Agustus 2022 sebesar Rp34.800/kilogram.

Zulhas mengatakan berdasarkan pengakuan para peternak, fluktuasi harga daging ayam ras belum pernah terindikasi berpihak pada peternak.

Para peternak mengungkapkan, ketika harga daging ayam di pasaran berada di atas harga acuan pemerintah yang diatur dalam Permendag Nomor 07 Tahun 2020, peternak seringkali dimintai keterangan oleh Satgas Pangan Polri.

Namun, ketika harga daging ayam di bawah harga acuan, peternak merasa belum pernah diberikan bantuan yang konkret oleh Pemerintah.

Karena itu, Zulhas menekankan perlu adanya penyesuaian harga acuan ayam broiler (pedaging) hidup karena adanya perubahan biaya logistik dan pakan.

"Kenaikan harga pakan dipengaruhi oleh kenaikan harga komponennya antara lain soy bean meal (SBM) atau bungkil kedelai hasil olahan sisa/ampas minyak kedelai yang berasal dari pasokan impor dan jagung. Harga SBM saat ini mulai menurun seiring penurunan harga gandum, namun masih cenderung tinggi," jelas Zulhas.

Lebih lanjut, Zulhas juga mengatakan berencana akan melakukan pertemuan dengan perusahaan terintegrasi untuk membahas upaya peningkatan harga jual ayam broiler hidup di tingkat peternak.

Selain itu, Zulhas mengaku juga tengah berkoordinasi dengan Badan Pangan Nasional untuk memobilisasi daging ayam ras dari wilayah surplus ke wilayah defisit melalui subsidi angkutan dan tol laut.

Upaya tersebut dinilai dapat mendorong penerapan rantai pasok dingin (cold supply chain) melalui perdagangan ayam tanpa bulu di wilayah DKI Jakarta dan bisa menstabilkan harga daging ayam di pasaran.

98