Home Nasional Yudo Margono Paling Berpeluang Jadi Panglima TNI, Faktor Ini Jadi Alasannya

Yudo Margono Paling Berpeluang Jadi Panglima TNI, Faktor Ini Jadi Alasannya

Jakarta, Gatra.com - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Yudo Margono, dinilai paling berpeluang menggantikan Panglima TNI Andika Perkasa yang akan memasuki masa pensiun Desember 2022 mendatang. Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menyebut angin penunjukan Yudo sebagai Panglima TNI lebih kentara dibanding dua pemimpin matra TNI lainnya.

Faktor pertama yang mempengaruhi, menurut Fahmi, ada pada chemistry kuat yang terjalin antara Yudo dan Andika. Dalam beberapa kesempatan, kedekatan keduanya pun tampak dari beberapa kegiatan. Mulai dari kunjungan Panglima ke Jajaran TNI AL hingga pemberatan Marinir di Dabo Singkep.

Chemistry ini yang perlu diperhatikan. Selain itu, Presiden juga tampaknya tak mempermaslahkan usia dan masa aktif sebagai pertimbangan utama. Sepanjang belum pensiun, peluang jelas besar dan kuat untuk Laksamana Yudo Margono,” ujar Fahmi saat dihubungi Gatra.com, Selasa (6/9).

Namun, Fahmi juga memandang masalah membangun kedekatan juga harus mulai dilakukan Yudo kepada Presiden Joko Widodo dan elit politik lainnya. Karena faktor kedekatan tersebut juga lah yang menjadi pertimbangan penunjukan. Dalam membangun komunikasi, yang paling bisa ditawarkan KSAL adalah bagaimana mengejawantahkan cita-cita Presiden dalam membangun poros Maritim.

“Jika menilik komunikasi yang terbangun belakangan berjalan juga seharusnya makin menguatkan penunjukan KSAL sebagai Panglima,” imbuhnya.

Sementara, faktor belum adanya Panglima TNI yang berasal dari lingkungan TNI AL sepanjang 2 periode kepemimpinan Presiden Jokowi pun dinilai Fahmi akan makin menguatkan penunjukan Yudo. Ia memandang, Presiden kemungkinan besar tak akan melewatkan momentum pengedepanan budaya pergiliran diantara ketiga Matra.

“Karena kalau selama masa pemerintahan Presiden Jokowi, TNI AL tidak diberi kesempatan untuk mengisi pos Panglima, ini akan menimbulkan konflik. TNI AL diperlakukan ibarat anak tiri. Ini berpotensi menghadirkan kerawanan bagi soliditas TNI, terlebih stabilitas nasional,” jelasnya.

371