Home Ekonomi Bantuan Rumah hingga Panel Surya untuk Korban Banjir Bandang Sentani

Bantuan Rumah hingga Panel Surya untuk Korban Banjir Bandang Sentani

Jakarta, Gatra.com – Direktur Utama PT Pos Indonesia, Faizal Rochmad Djoemadi, mengatakan, pihaknya telah menginisiasi penggalangan bantuan panel Surya atau solar cell untuk pemenuhan kebutuhan listrik di kawasan bencana, seperti untuk rumah sekat korban bencana banjir bandang di Kampung Doyo Baru, Distrik Waibu, Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.

Faisal yang juga mendapuk ketua Ikatan Alumni Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (IKA ELITS) dalam keterangan pers diterima pada Rabu (7/9), menyampaikan, pihaknya telah menggalang donasi tersebut beberapa bulan sebelumnya.

Ia menjelaskan bahwa IKA ELITS turut berkontribusi sesuai dengan bidang ilmu yang telah dipelajari di kampus, dengan menginisiasi membangun sistem listrik tenaga surya yang dirasa merupakan solusi paling efektif dan memungkinkan untuk dibangun di lokasi.

Adanya pembangkit listrik tenaga surya ini, lanjut Faisal, listrik menjadi gratis dan dapat berkesinambungan serta tidak memberatkan pengeluaran bulanan para calon penghuni. Perkembangan terbaru penyaluran bantuan solar cell di Doyo dari IKA ELITS sudah sampai dan beberapa sudah diinstalasi.

”Total sudah diselesaikan, jadi dari seluruh pengiriman perangkat sudah sampai di Doyo, Sentani dan sudah di instalasi di 10 rumah dan kemudian secara bertahap akan diselesaikan sampai 76 rumah plus 1 community center,” ujarnya.

Baca Juga: Banjir Bandang Melanda, Barang Berharga Ditinggal, Warga: Nyawa Lebih Utama!

Saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan rumah sekat dan penyerahan kunci rumah kepada warga korban bencana banjir bandang di Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, pada 16 Maret 2019 lalu tersebut, instalasi listrik panel surya sudah terpasang di 10 unit rumah.

“Karena waktunya sangat cepat, nanti yang lainnya secara bertahap akan diinstal sesuai jumlah rumah yang sudah diselesaikan,” kata Faizal.

Adapun langkah-langkah IKA ELITS selanjutnya, yaitu tetap melanjutkan instalasi panel Surya atau solar cell untuk penerangan rumah dan jalan. “Jadi sekaligus disediakan tiang-tiang di depan rumah. Setiap rumah akan ada tiang penerangan jalan,” katanya.

Dengan demikian, lanjut dia, listrik itu tidak hanya untuk penerangan rumah tapi juga untuk penerangan jalan, sehingga lingkunganya terang karena memang dibuat bagaimana komunitas itu sebagai sistem yang mandiri atau berdiri sendiri.

“Tidak begitu banyak bergantung dengan listirk PLN kerana mereka belum punya pekerjaan. Imbas bencana, [warga] belum punya pekerjaan, ekonominya berantakan,” ujarnya.

Faizal yang turut mendampingi kunjungan Jokowi di lokasi tersebut menyampaikan, pihaknya mengharapkan, dengan komunitas yang mandiri dan mempunyai penghasilan, maka ekonominya akan tumbuh. Setelah itu, warga bisa melengapi kebutuhannya, misalnya internet dan lain-lain.

Sebelumnya, Jokowi menghadiri penyerahan kunci rumah untuk warga di Kampung Doyo didampingii Ibu Negara Iriana dan Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, setelah penyerahan perdana atau tahap I bantalan sosial pemerintah berupa bantuan langsung tunai (BLT) pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM) di Kantor Pos Cabang Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.

Warga di Kampung Doyo itu merupakan korban banjir bandang di Distrik Sentani yang direlokasi ke kampung tersebut. Banjir bandang yang terjadi 3 tahun lalu, tepatnya pada 16 Maret tahun 2019, merenggut 105 orang jiwa dan sekitar 4.000 orang mengungsi.

Banjir bandang tersebut juga mengakibatkan 350 rumah rusak berat, 211 rumah terendam, 3 jembatan rusak berat, dan 8 drainase juga rusak. Selama tiga tahun, warga korban bencana banjir bandang masih tinggal di tenda pengungsian yang kondisinya tidak memenuhi standar kesehatan.

Pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) melakukan rehabilitasi bagi para korban, termasuk merelokasi warga yang kehilangan tempat tinggalnya. Hunian tersebut akan dilengkapi Community Center, fasilitas usaha pertanian, dan peternakan guna memastikan keberlanjutan hidup di lokasi baru ini.

Ada 76 unit rumah dengan tipe 36 berada di atas lahan seluas 13.170 meter persegi. Rumah ini terdiri dari satu teras, dua ruangan untuk tempat tidur, satu ruangan tamu, satu kamar mandi dan fasilitas dapur.

Para korban juga mendapatkan lahan untuk pertanian seluas 1,5 hektare. Terdapat juga fasilitas kandang ayam dengan kapasitas 2.500 ekor ayam petelur, kandang untuk beternak babi untuk 100 ekor indukan, sembilan kolam budidaya lele yang dilengkapi pompa dan saluran air untuk sirkulasi kolam, saluran drainase di tiap kandang serta pembuatan tempat untuk menyediakan pakan ternak.

Menurut Jokowi, pemerintah juga menyiapkan lahan untuk bercocok tanam dan beternak ayam, babi, dan budidaya lele di sekitar permukiman yang dihuni para penerima bantuan.

“Itu agar upaya pemberdayaan masyarakat benar-benar tepat sasaran dan akhirnya tercapai kesejahteraan di tengah masyarakat,” ujarnya.

Baca Juga: Puluhan Rumah di Tunjungrejo Rusak Akibat Banjir Bandang

Mensos Tri Rismaharini mengatakan, pembangunan fasilitas di permukiman warga korban banjir bandang di daerah Doyo belumlah tuntas. Kemensos akan membangun fasilitas ruang belajar bersama bagi anak-anak di tengah permukiman tersebut.

”Kami akan melengkapi ruang belajar dengan komputer dan menyediakan sejumlah fasilitas lainnya, seperti lapangan bola. Fasilitas ini untuk melatih semangat kebersamaan anak-anak saat belajar dan bermain,” kata Risma.

Ia menambahkan, pola pemberian bantuan ini akan diterapkan Kemensos di daerah lain di Papua. Misalnya di daerah pegunungan Papua, seperti Puncak Jaya. Risma mengatakan bahwa pembangunannya sudah rampung 90%.

Menurut Risma, pembangunannya tinggal menyelesaikan sarana dan prasarana pendukung saja. Untuk listrik mandiri, Kemensos saat ini sedang mengerjakan fasilitas penunjang berupa listrik, jalan, dan saluran air. Meskipun belum selesai, namun rumah sudah bisa ditempati karena sudah rampung pengerjaannya.

Setiap rumah dilengkapi dengan fasilitas solar cell atau panel surya dan 10 unit sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Total nilai bantuan dari Kemensos senilai Rp30,7 miliar.

279