Home Info Pendidikan Menteri Nadiem Ubah Aturan Tes PTN, Rektor UGM: Bagus Banget, Hapus Stigmatisasi di Pendidikan

Menteri Nadiem Ubah Aturan Tes PTN, Rektor UGM: Bagus Banget, Hapus Stigmatisasi di Pendidikan

Yogyakarta, Gatra.com – Dua rektor universitas di Daerah Istimewa Yogyakarta menyambut baik perubahan skema tes masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang dilakukan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Ova Emilia, mengatakan kebijakan ini merupakan upaya menghapus stigmatisasi yang selama ini terjadi di dunia pendidikan sejak dini.

“Saya melihat setiap kebijakan tentu ada kajian atas evaluasi apa yang sudah terjadi. Kita juga melihat dan sudah membandingkan hingga keluar, tingkat sarjana merupakan tingkat ahli dasar yang masih generik,” kata Ova saat dihubungi wartawan, Jumat (9/9).

Karena masih bersifat generik, Ova melihat kebijakan Mendikbud Ristek Nadiem Makarim mencoba mengajak pemangku kebijakan pendidikan untuk tidak terlalu mengkotak-kotakkan silabus yang terlalu rigid.

Dirinya melihat, berbagai program Kemendikbud, seperti Merdeka Belajar dan kesempatan magang, bertujuan agar mahasiswa dan dosen harus belajar hal lain.

“Supaya mereka nantinya lebih sensitif dan applicable di lapangan dalam menjawab tantangan serta masalah yang dihadapi,” katanya.

Ova juga mengatakan perubahan materi tes kognitif tentang materi mata pelajaran ke pertanyaan skolastik pada semua jalur masuk PTN dinilai bagus. Jenis pertanyaan ini mengutamakan penalaran dan logika bukan menghafalkan rumus.

Ke depan, perubahan ini menurut Ova akan terjadi sangat dinamis karena hilangnya pengkotak-kotakan dalam pemilihan jurusan dan akan mengembangkan daya pikir anak. 

“Tantangannya ke depan, khususnya di UGM, adalah bagaimana nantinya kami meramu dan menyusun ulang kurikulum yang diajarkan. Dengan harapan, agar 20 persen mahasiswa yang mengira salah jurusan tidak ada lagi,” katanya.

Kepada Gatra.com, Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Mukhamad Agus Burhan menyebut perubahan tes masuk PTN merupakan hal yang didambakan pihaknya sejak lama.

“Melalui jalur yang tersedia, kita bisa mendapatkan calon mahasiswa yang lebih luas dan lintas disiplin ilmu. Tidak lagi didominasi pelajar dari jurusan IPS, Bahasa, maupun Soshum,” katanya.

Nantinya mahasiswa yang lulus baik melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN), maupun jalur mandiri di ISI Yogyakarta diwajibkan mengikuti tes berbasis portofolio berdasarkan fakultas yang dipilihnya.

“Artinya, ujian Tes Kompetensi Skolastik (TKS) pada SBMPTN adalah karcis masuk ke tahap seleksi selanjutnya. Kami tetap memakai portofolio sebagai alat penyaringnya. Sehingga bisa tahu seberapa besar kemampuan seni atau kemampuan olahraganya,” ungkapnya.

Burhan menegaskan keuntungan lain dari perubahan ini adalah penilaian portofolio di SNMPTN yang sebelumnya dilakukan di Jakarta akan bisa dilakukan dosen di kampus ISI Yogyakarta. 

"Pada tes mandiri nanti, kami kemungkinan menyelenggarakan secara campuran. Calon mahasiswa yang jauh diberi kesempatan mengirimkan portofolio, sedangkan yang memungkin datang bisa langsung kami nilai. Semua sama nilainya,” tutup Burhan.

140