Home Regional Mengenal Gandrung, Dalang Cilik Asal Pati

Mengenal Gandrung, Dalang Cilik Asal Pati

Pati, Gatra.com– Siapa yang tidak kenal kesenian wayang kulit. Sayangnya di era modern seperti sekarang ini, hanya tinggal hitungan jari, anak muda yang menggeluti seni tradisional asli Indonesia ini.

Satu dari sekian bocah ‘pilihan’ adalah sang dalang cilik Gandrung Swara Alghifari. Bagaimana tidak, diusianya yang masih belia Gandrung sudah luwes memainkan wayang kulit.

Tidak hanya itu, bocah yang baru menginjak umur 13 tahun ini, juga hafal di luar kepala cerita dan tokoh dalam pewayangan. Namun dari sekian karakter, ia mengaku paling suka dengan Gatot Kaya. Baginya, Gatot Kaca adalah kesatria yang sakti dan sangat menjunjung kejujuran.

Gandrung mengaku, telah jatuh cinta pada budaya nusantara ini sejak masih kanak-kanak. Terlebih ayahnya adalah seorang dalang wayang kulit asal Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

“Saya suka wayang sejak sebelum sekolah, karena sering melihat bapak,” tutur bungsu dari empat bersaudara itu, Jumat (16/9).

Sejumlah prestasi telah diraih Gandrung saat menekuni budaya dan tradisi tersebut. Pada tahun 2020 silam, ia menyabet juara pertama dalam lomba dalang anak di Pati. Kemudian mendapatkan juara tingkat Keresidenan Pati pada tahun 2021.

Gandrung juga tercatat masuk lima besar gaya sabet Surakarta tingkat nasional. Dan pada tahun 2022, siswa kelas I SMP ini mewakili Keresidenan Pati untuk maju dalam lomba dalang anak tingkat provinsi Jawa Tengah.

Pelatih dalang dan karawitan anak, Tri Luwih Winarko mengatakan, dalam lomba dalang anak tingkat provinsi Jawa Tengah, pihaknya telah melatih anak-anak selama 10 hari terakhir di Desa Panggungroyom, Kecamatan Wedarijaksa.

“Anak-anak ini dari penjuru Pati. Kita persiapan untuk besok pagi 17 September, mengikuti lomba dalang tingkat provinsi yang diselenggarakan Pepadi provinsi, bertempat di Sragen. Ini sangat bagus untuk regenarasi seni, khususnya karawitan,” ujar pria yang karib disapa Dalang Wiwin Nusantara ini.

Menurut warga RT 08/RW 02 Desa/Kecamatan Kayen ini, tantangan terbesar untuk terus melestarikan kesenian tradisional adalah gempuran zaman. Dimana budaya tradisional saat ini harus bersaing dengan teknologi yang sangat luar biasa.

“Alhamdulillah, Allah masih menyisakan anak-anak ini untuk nguri-uri budayanya sendiri. Untuk menjaga harkat martabat budaya nusantara sebagai kekayaan dunia. Karena kebanyakan seusia mereka itu condong bermain gadget ataupun game, pokoknya yang berbau teknologi. Tetapi mereka masih mencintai budya dengan gamelannya, wayangnya, tarinya, itu sangat luar biasa,” beber ayah Gandrung ini.

Ketua DPC Garda Relawan Indonesia Semesta (Garis) Pati, Hadi Sunyoto mengapresiasi masih adanya sosok yang mencintai dan melestarikan budaya nenek moyang. Khususnya di kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani.

“Saya berterimakasih sekali kepada Mas Wiwin, apalagi ini merupakan bibit penerus generasi kita. Budaya ini harus diuri-uri,” tuturnya.

Hadi mengaku takjub dengan kelihaian anak-anak dalam bermain karawitan dan skill mumpuni mengolah wayang kulit yang ditunjukkan oleh dalang cilik.

“Ini baru latihan tapi semangatnya sangat terlihat. Saya berharap di ajang pentas besok, ini bisa memenangkan dan menjadi duta provinsi untuk maju ke pentas nasional,” jelasnya.

Terlepas dari itu, Hadi berharap pemerintah agar lebih memerhatikan pegiat seni tradisional, khsusnya di Pati. Ia juga berharap support dari masyarakat luas, agar turut melestarikan budaya ini. Satu dari sekian caranya adalah dengan mendukung dan menampilkan perform karawitan dan dalang anak dalam pesta rakyat.

227