Home Nasional Cak Imin Sebut Program Jokowi Ini Masih Kurang dan Harus Digenjot Lagi

Cak Imin Sebut Program Jokowi Ini Masih Kurang dan Harus Digenjot Lagi

Yogyakarta, Gatra.com – Menghadapi ancaman resesi global yang diperkirakan terjadi pada 2023, Indonesia diharapkan mampu mewujudkan kemandirian dalam pangan maupun energi.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar menawarkan rumus untuk mewujudkan kemandirian bangsa dan bisa membantu negara lain.

“Di masa-masa resesi global nanti kita dipaksa untuk beradaptasi dental neoliberalisme yang intinya kekuatan pasar akan dihadapi oleh negara manapun, termasuk Indonesia,” kata Muhaimin atau Cak Imin di UGM, Rabu (28/9).

Agar tidak tunduk pada realitas pasar global yang akhirnya tidak membawa pada kejayaan bangsa, Cak Imin menawarkan rumus matematika yang didasarkan pada kayanya sumber daya alam dan sumber daya manusia Indonesia.

“Visi kita kembali menjadi bangsa yang mampu mandiri, bangsa yang sejahtera dengan memanfaatkan segala kekayaan kita. Bahasa sederhananya, kita bisa melaksanakan matematika baik. SDA dan kekayaan di dalamnya dibagi rata dengan jumlah penduduk, maka artinya itulah kesejahteraan,” tegas Wakil Ketua DPR RI ini.

Dengan menerapkan rumus matematika itu, Cak Imin meminta siapapun yang menjadi pemimpin negeri ini harus kembali kepada ayat 3 pasal 33 UUD 1945. (3) ‘Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat’.

“Apakah kita bisa menjadi bangsa selamat dari resesi itu? Syarat yang harus kita lakukan adalah mandiri. Beberapa hari lalu saya mengumpulkan ahli pangan, mereka menyatakan satu tahun ke depan (stok pangan) aman. Tapi untuk dua tahun, tidak ada yang bisa menjawab,” ucapnya.

Sebagai sektor yang kuat bertahan di masa krisis, pertanian menurut Cak Imin haruslah menjadi program prioritas pemerintah. Masalahnya, pertanian tidak memberi harapan bagi kemakmuran dan kesejahteraan petani.

Jika merujuk pada pasal 33 UUD 1945, Cak Imin mengusulkan melakukan revolusi dengan redistribusi tanah untuk menjadi aset produksi petani. Saat ini Kabinet Jokowi sudah melakukan namun masih kurang dan harus digenjot lagi.

“Sehingga petani punya aset produksi dan memiliki modal kekuatan ekonomi. Sehingga nantinya tidak ada petani yang tidak berdaya. Saat ini angkatan muda petani tidak memiliki cita-cita menjadi petani karena nir-aset dan modal. Saat ini satu persen penduduk kita menguasai lebih dari 50 persen luas tanah Indonesia,” jelasnya.

Kemandirian pangan saat ini sebut Cak Imin juga terhalang keterbatasan ongkos produksi yang masih membutuhkan subsidi. Subsidi pupuk tetap dibutuhkan karena ketidakberdayaan dan harus ada reformasi revolusi tata distribusi pupuk bersubsidi.

Di sisi lain, pemerintah juga harus mendorong petani menggunakan manajemen baru dalam proses produksi, termasuk dukungan pemerintah pada pasar produk pertanian.

“Sebab jika tidak ada campur tangan di pemasaran, produk mereka jatuh ke tangan tengkulak,” ungkapnya.

46