Home Regional TPNPB-OPM Bantai Empat Pekerja Proyek, Aktivis HAM Serukan Gencatan Senjata

TPNPB-OPM Bantai Empat Pekerja Proyek, Aktivis HAM Serukan Gencatan Senjata

Jayapura, Gatra.com- Kelompok yang menamakan diri Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) kembali berulah. Empat pekerja proyek, warga non Papua, menjadi korban kelompok TPNPB-OPM, 29/09, di Sorong Raya, Papua Barat. Aktivis HAM, Theo Hesegem melihat penghargaan terhadap nilai kemanusiaan dianggap tidak penting lagi bagi TPNPB-OPM. "Mereka hidup dengan penuh kecurigaan. Karyawan proyek di tanah Papua dalam pandangan TPNPB-OPM adalah anggota intelijen yang selalu memata-matai," kata Theo Hesegem, 01/10.

Sehingga nasib pekerja-pekerja proyek atau perusahaan di tanah Papua yang merupakan sebagai pekerja jembatan, sebagai abang oyek, sebagai sopir, selalu saja jadi korban moncong senjata dan alat tajam TPNPB-OPM. "Nyawa mereka melayang begitu saja di persimpangan jalan, di hutan atau tempat dimana mereka bekerja," katanya.

"Kalau dilihat dari videonya tindakan ini sangat sedih dan menyakitkan sekali. Menurut saya tindakan keji dan tidak manusiawi yang dilakukan TPNPB-OPM Sorong Raya adalah tindakan yang tidak terpuji," katanya.

Empat orang pekerja proyek jalan Trans Papua Sorong Raya itu sehari-hari sebagai sopir truk. "Menurut saya sebagai subyek pembangunan di tanah Papua, khususnya di Sorong Raya, Provinsi Papua Barat. Namun mereka dibunuh begitu saja sehingga nyawanya melayang. Mungkin ada dugaan TPNPB-OPM, bahwa mereka adalah anggota intelijen atau mata-mata, sehingga menghilangkan nyawa mereka," katanya.

"TPNPB-OPM perlu sadar bahwa membunuh dan menghilangkan nyawa manusia ciptaan Tuhan bukan kewenangan manusia. Menurut pandangan saya sebagai pembela HAM ini adalah kewenangan Tuhan. Tindakan TPNPB-OPM di Sorong Raya adalah sangat tidak terpuji dan tidak menghargai serta menghormati nilai-nilai kemanusiaan yang dimiliki setiap orang," ungkapnya.

"Perlu ketahui bahwa perjuangan dengan cara menghilangkan nyawa orang, bukan mengakhiri masalah dan bukan memperpendek perjuangan yang dicita-citakan tetapi justru memperpanjang perjuangan yang di cita-citakan, karena perjuangan dengan cara menghilakan nyawa orang, pasti Tuhan tidak senang," katanya.

"Tindakan TPNPB-OPM itu tidak terpuji di mata Tuhan, di mata Manusia dan di mata internasional. Perlu juga ketahui bahwa tindakan yang berujung pada menghilangkan nyawa orang adalah mempepanjang perjuangan penentuan nasib sediri seperti yang diharapkan," katanya.

"Sebagai pembela ham sangat sedih dan prihatin tehadap konflik persenjata di tanah Papua, sudah beberapa kali masyarakat Non Papua yang berada di daerah konflik bersenjata mengalami kematian, seperti yang terjadi di Sorong Raya," tambahnya.

"TPNPB-OPM perlu ketahui dan sadar dengan benar bahwa perjuangan yang menghilangkan nyawa warga masyarakat sipil di tanah Papua dalam proses perjuangan, masyarakat internasional tidak akan simpatik terhadap perjuangan Papua merdeka," sesalnya.

Demi menjaga keutuhan masyarakat Papua, Hesegem menyerukan agara TNI/Polri dan TPNPB-OPM melakukan gencatan senjata. "Karena masyarakat sipil orang asli Papua dan masyarakat pendatang sedang mengalami pertumpahan darah di Tanah Papua," katanya.

"Pemerintah Pusat juga perlu pelajari bahwa pengiriman pasukan ke Papua bukan percepat proses penyelesaian, tetapi justru menambah masalah. Saya juga mengharapkan dan menghimbau, memang kalau antara TPNPB-OPM dan TNI/POLRI hendak melancarkan perang menentukan tempat perang, agar masyarakat sipil tidak nengalami korban yang berdampak dari konflik bersenjata," tambahnya.

413