Home Makro Inflasi September 5,88%, BI Sebut Fundamental Indonesia Masih Kuat

Inflasi September 5,88%, BI Sebut Fundamental Indonesia Masih Kuat

Ubud, Gatra.com- Bank Indonesia (BI) memproyeksikan inflasi pada September 2022 tembus di angka 5,88% year on year (yoy). "Tekanan ini, selain sumber inflasi dari impor bahan pangan global, juga kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) yakin akan ada dampak," ungkap Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI), Wahyu Agung Nugroho dalam pelatihan Bank Indonesia kepada wartawan di Bali, Ubud, Sabtu (1/10).

Kenaikan bahan bakar ini akan terasa di September, karena dengan kenaikan beberapa hal. Seperti bahan pangan, tarif transportasi dan biaya logistik. Sebelumnya pada Agustus lalu, Pada Agustus 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis inflasi menyentuh 4,69% yoy.

Wahyu menjelaskan bahwa inflasi global saat ini masih dalam tren meningkat. "Meski tertekan tapi (indonesia-red) masih lebih baik karena fundamental Indonesia masih kuat," ujarnya. Baca juga: Pengamat Sarankan Insentif Pengendalian Inflasi Daerah Harus Dibarengi Sanksi, Kok Gitu?

Ekonomi global tertekan, karena Amerika Serikat (AS) melalui Federal Reserve atau The Fed menaikkan suku bunga AS sebesar 75 basis poin selama tiga kali berturut-turut. "Ini beri tekanan tambahan ke global. Ini harus diperhatikan bank sentral di Dunia" kata Wahyu.

Dijelaskan Wahyu, BI optimis bahwa inflasi Indonesia akan kembali ke kisaran 3% plus dan minus 1% pada pertengahan 2023 mendatang. Hal ini dilakukan dengan memperkuat koordinasi antara tim pengendali inflasi pusat (TPIP) dan tim pengendali inflasi daerah (TPID).

"Harapannya 2023 dia akan balik ke kisaran 3% plus minus 1%. BI percaya asessment kami, yakin kuartal III masih lebih baik paling tidak ekonomi Indonesia tumbuh 5,5% lebih tinggi dari sebelumnya 5,4%," papar Wahyu. Baca juga: Siap-siap! Inflasi Tinggi, Faktor Eksternal dan Perlambatan Bayangi Pemulihan Ekonomi

Lewat TPIP dan TPID, lanjut Wahyu, ini akan menjadi kebijakan dengan desain dan teknis untuk pemetaan daerah yang kurang pasok hingga membantu transportasi daerah. "Mantau terus perkembangan harian komoditas pangan utama Pemda, TPIP, dan TPID akan lakukan operasi pasar," jelas dia.

93