Home Hukum Ini Kronologi Tragedi Kanjuruhan Berdasarkan Laporan Polisi

Ini Kronologi Tragedi Kanjuruhan Berdasarkan Laporan Polisi

Jakarta, Gatra.com - Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta membeberkan kronologi kericuhan usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (1/10). Kronologi ini diceritakannya dalam surat laporan kepada Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Pada pukul 21.58 Wib, pemain dan official Persebaya Surabaya masuk ke dalam kamar ganti usai pertandingan. Dalam perjalanan ke kamar ganti ini, suporter aremania dari atas tribun melempari pemain persebaya dengan botol air mineral dan benda lainnya.

Pukul 22.00 Wib, saat pemain dan official Arema FC berjalan menuju kamar ganti, para suporter Aremania turun ke lapangan. Mereka mencoba menyerang pemain Arema FC. Petugas keamanan langsung sigap melindungi dan membawa masuk ke kamar ganti pemain.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, Sudah 153 Orang Dinyatakan Tewas, PSSI Larang Arema Main di Kandang

Suporter aremania yang turun ke lapangan semakin banyak dan menyerang aparat keamanan. Mereka semakin brutal, padahal sudah diingatkan berulang kali. Aparat keamanan akhirnya menembakkan gas air mata ke arah suporter Aremania yang menyerang.

Melihat adanya tembakan gas air mata, suporter yang berada di tribun panik. Mereka membubarkan diri, berlari berdesakan keluar stadion.

“Kemudian pihak keamanan masuk ke dalam loby dalam stadion kanjuruhan dan standby di loby depan pintu VIP,” tulis Nico Afinta dalam laporan itu.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, Mabes Polri Kirimkan Tim DVI

Pukul 22.30 Wib, rombongan pemain dan official Persebaya Surabaya menggunakan kendaraan taktis dan pengawalan akan meninggalkan Stadion Kanjuruhan. Saat itu, suporter Aremania menghadang dengan meletakkan pagar besi pembatas di jalur sebelum pintu keluar.

Suporter Aremania melempari kendaraan rombongan dengan paving blok, botol air mineral, batu, kayu, dan benda lain. Mereka juga juga merusak dua unit mobil Patwal Sat Lantas dan membakar satu unit truk Brimob di pintu masuk depan Stadion Kanjuruhan.

Selanjutnya, penghadangan itu dibubarkan aparat keamanan dengan menembakkan gas air mata. Rombongan tertahan karena jalan masih dihadang oleh pagar besi pembatas.

“Akibat kejadian tersebut banyak suporter aremania dan aparat keamanan yang mengalami luka-luka,” tulisnya lagi.

Suporter Aremania yang mengalami luka-luka dan sesak nafas dirawat ruang medis Stadion Kanjuruhan. Karena terlalu banyak, para korban yang tidak bisa ditangani di Stadion Kanjuruhan dibawa ke rumah sakit terdekat.

Berikut daftar rumah sakit dan jumlah korban meninggal akibat kericuhan ini:

- Rumah Sakit Hasta Husada Kepanjen (4 orang meninggal)

- Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen (73 orang meninggal)

- Rumah Sakit Teja Husada Kepanjen (34 orang meninggal)

- Rumah Sakit Kanjuruhan Kepanjen (3 orang meninggal)

- RSI. Gondanglegi (6 orang)

- RS. Ben Mari Pakisaji (1 orang meninggal)

- RS. Salsabila DS. Jatikerto Kec. Kromengan (4 orang meninggal)

- RS Saiful Anwar Kota Malang (2 orang meninggal)

340