Jakarta, Gatra.com - Menteri Koordinasi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy segera terbang ke Malang untuk memantau secara langsung korban tragedi kerusuhan suporter sepak bola Arema kontra Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Muhadjir memerintahkan seluruh pemerintah kota maupun kabupaten untuk memperhatikan warganya yang menjadi bagian dari korban kerusuhan di Stadion Kanjuruhan. Korban meninggal maupun korban terluka untuk diberi santunan.
Baca juga: Buntut Tragedi Kanjuruhan, Kompetisi BRI Liga 1 Akan Dihentikan Seminggu
Terkait rekonstruksi dan investigasi kejadian insiden kerusuhan itu, Muhadjir menyebut akan dilakukan oleh pihak berwajib dalam hal ini kepolisian sambil menunggu arahan presiden.
Muhadjir menyebut saat ini pihaknya akan fokus pada penanganan darurat insiden terhadap korban secara tuntas. Ia berharap korban jiwa tidak bertambah banyak.
"Kami fokus dulu kepada mereka yang menjadi korban. Sekarang ini kami tanggap insiden. Masih dikumpulkan fakta -fakta lapangan, nanti akan diinvestigasi," ujar Muhadjir kepada wartawan di RSUD Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10).
Tragedi kerusuhan antara pendukung Arema FC dan aparat kepolisian itu dikabarkan telah memakan sekitar 184 korban jiwa dan menjadi tragedi kerusuhan terburuk di dunia persepakbolaan Indonesia. Kerusuhan diduga berawal saat pendukung fanatik Arema tidak menerima kekalahan atas Persebaya.
Baca juga: Korban Tewas Tembus 184, Petaka 1 Oktober Stadion Kanjuruhan, Negara Harus Tanggung Jawab
Dari rekaman video yang beredar di media sosial, usai pertandingan semalam Aremania mulai berlari menuju lapangan hingga membuat kerusuhan semakin memanas.Gas air mata pun ditembakkan oleh aparat kepolisian hingga asap memenuhi area pinggir lapangan dan tribun penonton.
Pemberitaan kerusuhan antar suporter sepak bola di Stadion Kanjuruhan semalam pun telah menjadi trending di jagat media sosial hingga disoroti oleh berbagai pemberitaan media asing.
