Home Nasional KPAI Sampaikan Duka Mendalam Tragedi Kanjuruhan

KPAI Sampaikan Duka Mendalam Tragedi Kanjuruhan

Jakarta, Gatra.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyampaikan duka mendalam atas tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang pascapertandingan Liga 1 antara Arema FC Vs Persebaya Surabaya pada Sabtu malam (1/10).

Kepala Divisi Pengawasan, Monitoring dan Evaluasi KPAI, Jasra Putra mengaku mengetahui hal ini melalui sebuah video yang beredar. Tergambar situasi anak-anak di tengah lautan massa tak terkendali bersama orang tua mereka dalam video itu.

“Ada yang digandeng, digendong, dengan paparan pemukulan, kekerasan, teriakan-teriakan, perihnya asap gas air mata, massa yang panik melawan arus massa demi mencari selamat,” katanya dalam keterangan yang diterima pada Minggu (2/10).

Baca juga: Pengurus Viking Sebut Peran Manajemen Penting untuk Pembinaan Supporter

Menurutnya, kejadian mengenaskan ini tentu akan membawa dampak berat bagi kejiwaan anak. Apalagi, jika dalam peristiwa itu anak-anak terpisah atau malah kehilangan orang tuanya.

“KPAI berharap semua fokus pada pelayanan korban yang maksimal, baik yang masih hidup maupun telah meninggal,” ujarnya.

Ia menyarankan, lembaga layanan yang tersedia bisa jemput bola untuk menolong situasi anak dan keluarga, yang masih perawatan. Perlu pendampingan dan respon yang baik untuk mengurangi hal yang lebih buruk dihadapi anak.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan 129 Tewas, Muhammadiyah: Mengoyak Marwah Bangsa, Investigasi Sampai Tuntas!

Jasra juga meminta panitia penyelenggara Liga 1 memberikan data kepada para petugas yang merespon situasi darurat di sana. Sehingga bisa segera dirintis pusat informasi crisis center dalam penelusuran pencarian korban dan data keluarga.

“Sepak bola adalah tontonan keluarga, untuk itu penting menghadirkan sepak bola yang ramah anak,” tegasnya.

Anak masuk di acara dengan sebutan supporter harus mendapat perlakuan khusus. Misalnya edukasi, mitigasi, dan pengurangan risiko bagi orang tua yang membawa anak di stadion.

“Tentu mereka tidak siap jika tiba tiba harus berhadapan dengan gas air mata dan kekerasan. Lain dengan mereka yang biasa berdemonstrasi telah mempersiapkan diri ketika banyak gas air mata,” ucap Jasra.

130