Home Gaya Hidup Motif Batik Ciprat Kenalkan Master Piece di Tiap Lembarnya

Motif Batik Ciprat Kenalkan Master Piece di Tiap Lembarnya

Karanganyar, Gatra.com – Ada satu lagi motif batik asal Kabupaten Karanganyar yang sedang digandrungi. Adalah motif batik ciprat yang mengenalkan kebebasan berekspresi di tiap lembar kain batik master piece.

Motif ini dikenalkan pelajar SMKN Jatipuro, Karanganyar, Jawa Tengah (Jateng). Dalam pembuatannya, motif batik ciprat pada bentangan kain mori dibuat seperti umumnya batik tulis. Namun, pembuatan coraknya bukan dari torehan canting. Corak yang dihasilkan merupakan aneka warna yang terciprat dari kuas.

Para pelajar SMKN Jatipuro menggunakan pewarna alami. Menariknya, antar kain batik motif ciprat tak ada yang sama persis. Warna dasar kain boleh putih, hitam atau sesuai selera. Baru kemudian cipratan di atasnya memakai warna yang lebih mencolok. Proses pewarnaan selesai berlanjut ke tahapan mencuci dan mengeringkan seperti batik tulis.

Baca Juga: Angka Ekspor Terus Naik, Batik Jadi Potensial Jadi Komoditas di Luar Negeri

Kepala SMKN Jatipuro, Sri Eka Lelana, memperkenalkan batik motif ciprat di Hari Batik Nasional. Ia menyadari kreativitas dalam menghasilkan motif batik tak terbendung. Sisi estetika dilihat dari apresiasi pengguna dan pemerhatinya.

"Dulu, motif batik terbatas. Tapi sekarang bebas dan lebih kaya. Motif ciprat ini sangat menarik, sederhana, dan enggak mungkin dikembari. Master piece di tiap lembar kain batik ciprat," kata Eka, Minggu (2/10).

Batik Ciprat ini berawal dari tema pembelajaran Produk Kreatif dan Wirausaha. Di mata pelajaran tersebut, siswa didorong untuk membuat ide-ide kreatif dan inovasi menghasilkan produk. Salah satu yang tengah dipasarkan adalah batik ciprat.

"Kami sudah mendapatkan pemesanan lebih dari 300 kain batik ciprat,” papar Sri Eka.

Pemesanan di antaranya dari Setda Pemkab Wonogiri sebanyak 150-an lembar. Pihaknya berharap Pemkab Karanganyar juga memesan dan bisa menerima batik ciprat karya pelajar. Per potong ukuran 2,5 meter harganya Rp100 ribu dan 3 meter harganya Rp125 ribu.

"Uang hasil penjualan masuk ke anak-anak sehingga hal ini memicu mereka untuk berkarya," katanya.

Wakil Bupati Karanganyar, Rober Christanto, sangat mengapresiasi batik ciprat buatan anak-anak SMKN Jatipuro.

Baca Juga: Museum Batik Pekalongan, Simpan Batik Tulis Berusia Satu Abad

“Saya akui motifnya sangat bagus dan beragam dan masing-masing batik tentu berbeda coraknya. Hanya saja, saya berharap ada ciri khas dari Karanganyar yang muncul di batik tersebut. Bisa burung perkutut, Gunung Lawu atau Candi Cetho,” ujar Rober Christanto.

Ia meminta guru pembimbing dan siswa yang mengerjakannya untuk terus melakukan evaluasi, baik itu segi tampilan maupun bahan.

"Saya pesan 10 potong dengan ada motif dari ciri khas Karanganyar. Jika nanti baik, maka tentu akan banyak pesanan,” katanya.

227

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR