Home Ekonomi Program R.I.S.E Maybank Bantu Sejahterakan 19.000 Lebih Komunitas Difabel di Beberapa Negara ASEAN

Program R.I.S.E Maybank Bantu Sejahterakan 19.000 Lebih Komunitas Difabel di Beberapa Negara ASEAN

Jakarta, Gatra.com - Program pemberdayaan ekonomi Maybank Reach Independence and Sustainable Entrepreneurship (R.I.S.E) yang dirancang untuk mendukung masyarakat prasejahtera, khususnya komunitas difabel di wilayah ASEAN, seperti Malaysia, Indonesia, Filipina, dan Laos, telah memberi dampak positif bagi 19.385 peserta program.

Chairman Maybank dan Maybank Foundation, Tan Sri Dato' Sri Zamzamzairani Mohd Isa mengatakan, sebagai lembaga jasa keuangan terkemuka di kawasan ASEAN, Maybank memegang peran kunci untuk membantu komunitas difabel agar dapat berdikari dan berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi setempat.

Program R.I.S.E, kata Zamzamzairani Mohd Isa, berupaya mendorong inklusi keuangan di seluruh kawasan ASEAN serta memenuhi salah satu tujuan keberlanjutan grup, yakni kehidupan sejahtera bagi satu juta rumah tangga di seluruh kawasan ASEAN pada tahun 2025. “Agenda keberlanjutan Maybank yang tertuang pada program M25 dijalankan seiring dengan misi kami, humanising finansial services,” ucapnya.

Menurut catatan Maybnk, sebanyak 40% peserta teratas yang ikut pelatihan telah mampu meningkatkan pendapatan bulanan rata-rata hingga 379,52%, sementara 70% dari semua peserta mampu menjalani hidup mandiri serta terus mengembangkan usaha mereka. Peningkatan ini pun dicapai tanpa pembiayaan ataupun bantuan keuangan.

Salah satu penerima manfaat program dari Malaysia, Zulkiflee Hussein, mengatakan bahwa program R.I.S.E memberi manfaat bagi dirinya, keluarga, maupun komunitas difabel di sekitarnya. Ia mengaku dapat mengembangkan usahanya dan bahkan dapat merekrut pekerja paruh waktu. "Sehingga mereka bisa mendapatkan pendapatan lebih," ucapnya.

Selain itu, Zulkiflee mengatakan telah diberi kesempatan untuk menginspirasi dan memotivasi para difabel baru di rumah sakit. Ia juga turut memberi semangat agar mereka berlapang dada dengan kondisi tersebut dan mendorong mereka menuju kehidupan yang lebih baik.

Sementara itu, penerima manfaat dari Filipina, Veronica Calalang mengatakan Program R.I.S.E mampu meningkatkan moralnya. Lebih jauh, program tersebut membuatnya sadar bahwa ia dapat berbuat lebih banyak lagi. "Program ini membekali saya dengan pengetahuan yang tepat, tentang bagaimana memulai usaha dan mengatasi perjuangan yang saya hadapi, baik dalam kehidupan sebagai penyandang difabel maupun dalam usaha," ujarnya.

Soukitta Sisouath, penerima manfaat dari Laos, mengatakan bahwa R.I.S.E telah mengubahnya menjadi seorang single-mother sekaligus pengusaha yang percaya diri. "Dengan semangat kuat untuk mengubah kehidupan para penyandang difabel lainnya dengan menciptakan peluang kerja bagi mereka," kata dia.

Adapun dari Indonesia, Sofyan Sukmana, bercerita bahwa usahanya sempat terdampak pandemi. Masa-masa itu, kata dia, merupakan masa tersulit yang pernah ia hadapi. Beruntung, selama menjalani pelatihan di Program R.I.S.E, ia dapat mempelajari berbagai perangkat dan pengetahuan untuk tumbuh dan bangkit.

"Saya akan terus bekerja keras dalam mewujudkan misi untuk menyediakan akses pendidikan dan teknologi yang lebih baik dapat diakses, serta inklusif bagi siapa saja,” kata Sofyan.

Program R.I.S.E terdiri dari empat komponen utama. Fase pertama dimulai dengan lokakarya selama tiga hari, berupa pelatihan kewirausahaan dan keuangan. Peserta akan dipapar dengan berbagai disiplin ilmu tentang implementasi dan penerapan strategi bisnis serta teknik anggaran, manajemen cash flow, dan perencanaan sumber daya.

Setelah itu, peserta akan mendapat bimbingan selama tiga hingga enam bulan untuk memulai usaha mereka, memecahkan masalah proses bisnis, dan mempelajari cara untuk mendorong pertumbuhan penjualan dan pendapatan.

Hal itu kemudian diikuti dengan pelaporan dan men-tracking kinerja untuk memastikan bahwa peserta program dapat mencatat peningkatan pendapatan yang berkelanjutan. Penerima manfaat kemudian akan punya kesempatan untuk mendaftar fasilitas pembiayaan mikro dengan Maybank guna memperluas usaha mereka.

R.I.S.E merupakan salah satu program unggulan Maybank Foundation yang bekerja sama dengan badan sosial People Systems Consultancy (PSC), serta sejalan dengan ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) Blue Print 2025 dan United Nation’s Sustainable Development Goals (SDGs).

Dalam rangka memperingati keberhasilan program unggulan Maybank Foundation tersebut, sebuah film dokumenter berjudul "A Time to R.I.S.E" dirilis. Film itu mengisahkan para peserta R.I.S.E yang telah berhasil mengubah hidupnya dan mampu menciptakan dampak positif bagi keluarga maupun komunitas di sekitarnya.

Pemutaran perdana film dokumenter itu dilangsungan pada Jumat, 30 September 2022 lalu, di Hotel Fairmont, Jakarta. Penayangan itu juga dihadiri oleh Deputy Secretary-General of ASEAN for Community and Corporate Affairs, H.E. Tranc Duc Binh; Direktur Grup Advisory Ekonomi Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Endang Kurnia Saputra; dan Sekretaris Ditjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial dan Premi Lasari, Kepala Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, Dr. Salahuddin Yahya.

Selain dihadiri Chairman Maybank dan Maybank Foundation, Tan Sri Dato' Sri Zamzamzairani Mohd Isa, turut pula Group President dan Chief Executive Officer Maybank, Dato’ Khairussaleh Ramli; dan Maybank Chief Sustainability Officer, Shahril Azuar Jimin.

Maybank Foundation yang didirikan pada tahun 2010 telah secara aktif mendukung berbagai program kemasyarakatan pada enam pilar utama yaitu Seni & Budaya, Pendidikan, Pemberdayaan Masyarakat, Keberagaman Lingkungan, Hidup Sehat dan Penanggulangan Bencana.

167