Home Hukum 28 Personel Diduga Melanggar Kode Etik dalam Tragedi Kanjuruhan

28 Personel Diduga Melanggar Kode Etik dalam Tragedi Kanjuruhan

Jakarta, Gatra.com - Polri melakukan pemeriksaan terhadap 28 anggota atas dugaan pelanggaran kode etik dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang menewaskan lebih dari seratus orang.

"Dari hasil pemeriksaan Itsus Irwasum Polri dan Biro Paminal update yang perlu saya sampaikan pada malam hari ini juga melakukan pemeriksaan dugaan pelanggaran kode etik anggota Polri sebanyak 28 personil Polri. Ini pun masih dalam proses pemeriksaan," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo dalam jumpa pers di Malang, Senin (3/10).

Dedi mengatakan sebanyak sembilan anggota Brimob Polda Jawa Timur juga telah dinonaktifkan buntut kerusuhan di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya.

Baca jugaInvestigasi Tragedi Kanjuruhan, Polri Libatkan Kompolnas untuk Pengawasan Eksternal

"Kapolda Jatim menonaktifkan Danyon, Danki, Danton Brimob sebanyak sembilan orang. Semuanya dalam proses pemeriksaan oleh tim malam ini," ujarnya.

Selain itu, kata Dedi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mencopot Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat. Ia digantikan Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Putu Kholis.

"Kapolri memutuskan menonaktifkan sekaligus mengganti Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat dimutasi sebagai Pamen SDM Polri," katanya.

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan terjadi usai pertandingan Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10) malam. Dalam pertandingan ini, Arema kalah 3-2 dari Persebaya.

Baca jugaKanjuruhan Berdarah, Kapolri Langsung Copot Kapolres Malang

Insiden disebut bermula saat beberapa suporter Arema memasuki lapangan usai pertandingan tersebut. Tak beberapa lama, ratusan Aremania memenuhi lapangan Kanjuruhan.

Mereka mendatangi para pemain. Beberapa ada yang melayangkan protes hingga memeluk pemain. Polisi lantas mengadang para suporter itu. Pihak keamanan juga menggiring para pemain masuk ke ruang ganti./

Namun, polisi tiba-tiba menembakkan gas air mata untuk membubarkan suporter yang masuk ke lapangan. Gas air mata itu tak hanya ditembakkan ke lapangan, tetapi juga ke arah tribun penonton yang kemudian memicu kepanikan suporter.

150