Home Teknologi Ilusi Bulan dan Purnama Pemburu yang Melumpuhkan Naga Surga

Ilusi Bulan dan Purnama Pemburu yang Melumpuhkan Naga Surga

Jakarta, Gatra.com- Purnama bulan Oktober disebut Bulan Pemburu. Cahayanya bisa melumpuhkan hujan meteor 'naga' pada 9 Oktober. Puncak bulan purnama Oktober berbarengan hujan meteor Draconid (Naga). Live Science, 05/10.

Rasi bintang Draco merupakan lokasi asal-usul nama hujan meteor Draconid yang akan melintasi langit utara Indonesia. Hujan meteor Draconid ialah hujan meteor tahunan yang muncul setiap bulan Oktober. Letupan meteor draconid biasanya sederhana, meleapaskan beberapa 'Naga Surga' per jam. Draconid biasanya terjadi dari 6 Oktober hingga 10 Oktober setiap tahun, terkadang menampilkan penampakan yang luar biasa.

Meteor Draconid adalah meteor yang disebabkan ketika Bumi bertabrakan dengan potongan puing-puing komet 21P / Giacobini-Zinner. Partikel yang dikeluarkan komet pada tahun 1900, sebagian besar masih utuh. Meteor tampak berasal dari titik dekat kepala Naga, di konstelasi Naga yang terlihat sepanjang tahun bagi kebanyakan orang dengan pemandangan langit utara.

Bersamaan dengan itu pada 9 Oktober, bulan purnama pemburu akan terbit sekali lagi, mencapai puncak iluminasi sekitar pukul 16.54. ET (8:54 malam UTC). Seperti semua bulan purnama, bulan akan tampak cerah dan penuh pada malam sebelum dan malam setelah puncak, menawarkan tiga kesempatan bagi pengamat langit untuk berjemur di bawah sinar bulan musim gugur.

Waktu terbaik untuk menyaksikan bulan purnama adalah sekitar matahari terbenam, ketika bulan akan terbit di atas cakrawala, menurut Almanak Petani. Saat bulan rendah di langit, bulan mungkin juga tampak lebih besar dan lebih terang dari biasanya berkat ilusi optik yang terkenal, yang dikenal sebagai ilusi bulan. Pada dasarnya, otak Anda menganggap bulan lebih besar ketika muncul di dekat objek yang lebih kecil seperti puncak pohon dan gedung pencakar langit, daripada saat tinggi di langit yang luas dan kosong.

Cahaya bulan sebagian akan lebih terang dari hujan meteor Draconid, yang juga diprediksi akan mencapai puncaknya pada malam 9 Oktober. Cobalah untuk melihat tinggi di langit setelah malam tiba untuk melihat beberapa bintang jatuh lebih banyak dari biasanya.

Sekitar sebulan sekali, bulan purnama terjadi ketika matahari, bumi, dan bulan sejajar pada garis 180 derajat yang tidak terlihat. Orbit bulan sekitar 5 derajat berbeda dari Bumi, jadi satelit kita biasanya sedikit lebih tinggi atau lebih rendah dari bayangan Bumi, memungkinkan sinar matahari menerangi sisi yang menghadap Bumi.

Bulan purnama berikutnya adalah Bulan Berang-berang November, atau Bulan Salju, yang terbit pada 8 November.

494