Home Kesehatan C20: Ketimpangan Akses Pengobatan Covid-19 Masih Ada

C20: Ketimpangan Akses Pengobatan Covid-19 Masih Ada

Badung, Gatra.com-Kelompok kerja Civil 20 (C20) di bidang Akses Vaksin dan Kesehatan Global mencatat, ketimpangan akses pengobatan Covid-19 masih terjadi di masyarakat. Mereka menegaskan, hal yang sama rupanya juga terjadi pada akses pengobatan akan sejumlah penyakit lain di dunia.

“Ketimpangan akses (pengobatan) Covid-19 masih ada. Kita juga menghadapi permasalahan yang sama terkait akses pengobatan atas penyakit-penyakit lain, seperti HIV, Tuberculosis, Malaria, Kanker, dan lainnya,” ucap Koordinator Kelompok Kerja C20 di bidang Akses Vaksin dan Kesehatan Global Agung Prakoso, dalam sesi pleno hari pertama pelaksanaan C20, di Nusa Dua, Bali, pada Rabu (5/10).

Baca juga Kemenkes Inisiasi Verifikator Sertifikat Vaksin Universal di ...

Agung menyampaikan bahwa hambatan utama masyarakat dalam memperoleh akses pengobatan, terutama dalam konteks Covid-19, adalah monopoli kekayaan intelektual. Oleh karena itu, pihaknya mendesak penghapusan kekayaan intelektual sebagai penghalang utama tersebut, demi menciptakan perluasan ke seluruh akses kesehatan, tak terkecuali Covid-19.

“Kami mendesak perluasan akses ke semua komoditas kesehatan, termasuk Covid-19, melalui penghapusan kekayaan intelektual sebagai penghalang utama, melalui maksimalisasi, fleksibilitas pengobatan, transfer teknologi, dan tidak menggunakan penyelesaian sengketa dalam isu ini,” lanjut Agung.

Tak hanya itu, pihaknya juga mendorong adanya pencapaian cakupan kesehatan secara universal. Hal itu dapat dicapai dengan menyediakan akses ke perawatan medis, yang mana meliputi penguatan perawatan kesehatan dasar dan pembiayaan berkelanjutan dalam bidang kesehatan dengan target minimum mencapai 5% dari Produk Domestic Bruto (PDB).

Baca jugaJelang Akhir Pandemi Covid-19, Vaksinasi Kelompok Rentan ...

“(Penyediaan akses tersebut juga dapat dilakukan dengan) mendukung mekanisme yang sudah ada, termasuk ‘Seventh Replenishment of the Global Fund’, untuk melawan HIV, Tuberculosis, dan malaria, dan sejumlah mekanisme lain yang sudah ada,” kata Agung dalam kesempatan tersebut.

Untuk diketahui, The Global Fund merupakan mitra pembangunan kesehatan di Indonesia dalam mengejar target pengentasan HIV/AIDS, Tuberculosis, dan Malaria.

The Global Fund mengumpulkan serta menginvestasikan uang dalam siklus tiga tahun yang dikenal sebagai Replenishment. Pendekatan tersebut dilakukan untuk memungkinkan adanya pembiayaan yang lebih stabil dan terprediksi bagi sejumlah negara, demi memastikan keberlangsungan program yang berkelanjutan.

Baca jugaErick: Saatnya Indonesia Pakai Vaksin Covid-19 Indovac ...

Adapun dorongan-dorongan itu merupakan kelanjutan dari catatan kelompok kerja tersebut. Di mana, mereka mencatat dampak lanjutan dari Covid-19 terhadap kesehatan yang cenderung terjadi di masa depan.

Di samping itu, kelompok kerja tersebut juga mempertimbangkan kemampuan negara-negara dalam mencapai poin ketiga dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), yakni kesehatan dan kesejahteraan yang baik, sesuai target pada 2030 mendatang.

186