Home Kebencanaan Banjir Jakarta Perlu Tindakan Konkret, Bukan Proyek Trial Error

Banjir Jakarta Perlu Tindakan Konkret, Bukan Proyek Trial Error

Jakarta, Gatra.com – Sepekan terakhir, Jakarta terus diguyur hujan dengan intensitas sedang. Selama dua hari setiap sore hujan turun dengan durasi satu jam dengan kondisi hujan sedang, membuat sejumlah wilayah ibu kota tergenang air cukup dalam. Kondisi ini belum memperkirakan, kondisi air sungai yang meluap akibat hujan kiriman dari Bogor.

Dengan kondisi tersebut, Jakarta belum terbebas dari banjir yang menjadi momok setiap tahunnya. Solusi yang ditawarkan pemerintah provinsi (Pemprov) DKI seperti sumur resapan tidak bisa mengatasi limpahan air hujan yang turun dalam kapasitas sedang. Karena itu, Pemprov DKI seharusnya memikirkan solusi konkret yang lebih baik daripada mencoba proyek yang masih trial and error.

Komisaris utama PT Antaredja Mulia Jaya Wibisono mengatakan, pihaknya mempunyai solusi praktis dalam mengatasi banjir di Jakarta, dengan membuat konsep terobosan dengan proyek Terowongan terpadu yang dikenal dengan Jakarta Integrated Tunnel (JIT). Proyek ini sudah melalui berbagai kajian mulai dari Kementerian PUPR sejak 2015 dan kajian dari konsultan lokal Perenjtana Djaya, kajian konsultan luar negeri PT GeZhoba Cina dan kajian dari Korea Selatan.

Menurutnya, proyek tersebut layak dipertimbangkan untuk menjadi solusi banjir Jakarta. “Saya sejak tahun 2013 telah menawarkan konsep JIT saat masih presidennya dijabat pak SBY, saat itu di terima oleh kementerian PUPR Pak Joko Kirmanto, dan dilakukan kajian cepat bersama pemprov DKI sebagai pembina, seharusnya JIT bisa dilaksanakan dengan cepat, apalagi proyek ini tidak membebani APBN dan APBD,” ujar Wibisono dalam keterangannya di Jakarta Jumat (7/10).

Proyek ini hanya terkendala di skema kerja sama B to B dengan PT Jakarta Tol Road Development (JTD) sesuai rekomendasi kementerian PUPR. Proyek ini dimasukkan dalam bagian proyek 6 ruas tol dalam kota, yang dua ruasnya di substitusi menjadi terowongan, sekaligus untuk mengatasi banjir Jakarta, yang kebetulan dua ruasnya berhimpitan dengan solusi banjir untuk menyodet Sungai Ciliwung dan Sungai Pesanggrahan.

“PT JTD masih menolak kerja sama ini, dan sedangkan kita sudah mendapatkan persetujuan dari kementerian PUPR untuk dilanjutkan, jadi harus ada solusi untuk segera dibangun,” ucapnya.

Lanjutnya, pihaknya akan segera melakukan studi kelayakan yang mendalam atau membuat Bankable FS agar bisa di review nilai investasi yang terbaru.

Sebelumnya, PT AMJ telah melakukan pra studi kelayakan (Pra FS) dengan menggandeng konsultan lokal PT Perentjana Djaya dan konsultan dari luar negeri Gezhoba Cina serta sudah melakukan kajian cepat bersama Kementerian PUPR.

Diketahui, JIT adalah solusi untuk pengendalian banjir dan kemacetan di Jakarta. JIT memiliki empat fungsi, yaitu: pengendali banjir, jalan tol, bahan baku air bersih dan menghasilkan listrik (PLTMH). Proyek JIT senilai US$ 3 billion atau Rp40 triliun. Proyek ini memiliki dua ruas, yaitu ruas Balekambang - Manggarai dan ruas Ulujami - Tanah Abang dan bagian dari proyek 6 ruas tol dalam kota.

“Semoga proyek JIT bisa berjalan dengan lancar, karena sejak awal proyek ini tidak memakai dana APBN dan PT AMJ sudah menandatangani kontrak kerja sama dengan investor dari Korea Selatan, Jakarta perlu solusi konkret,” pungkas Wibisono.

357