Home Teknologi Lewat “Cloudeka Digischool” Lintasarta Dorong Literasi Digital di Jawa Barat

Lewat “Cloudeka Digischool” Lintasarta Dorong Literasi Digital di Jawa Barat

Bandung, Gatra.com – Dalam rangka percepatan literasi digital di berbagai daerah, Lintasarta menggratiskan WiFi publik dan kurikulum pemrograman di Jawa Barat melalui program CSR Lintasarta Cloudeka Digischool dan Public WiFi pada kegiatan “Road to West Java Festival” di Bandung pada Sabtu (8/10).

Program tersebut diimplementasikan di 82 titik di Jawa Barat sebagai bagian dari komitmen Lintasarta untuk mempercepat literasi digital di Jawa Barat, termasuk untuk anakanak berkebutuhan khusus. General Manager Corporate Secretary Lintasarta, Ade Kurniawan menyatakan, saat ini terdapat kurang lebih 196,7 juta warganet di Indonesia. Ditambah, potensi ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai US$124 miliar pada 2025 mendatang.

“Potensi yang sebegitu besar ini perlu ditopang oleh kecakapan literasi digital yang matang dari masyarakat Indonesia, dan kami bangga bisa terlibat dalam mendukung percepatan peningkatan literasi digital di 82 titik di Jawa Barat,” ujar Ade Kurniawan.

Program CSR Lintasarta Cloudeka Digischool dan Public Wi-Fi diimplementasikan di 82 titik lokasi di Jawa Barat, yaitu SMA, SMK, SLB dan beberapa area publik terpilih, terutama di wilayah yang belum terjangkau internet. Hal ini ditujukan agar proses belajar-mengajar dapat berjalan dengan baik melalui media daring maupun luring, sekaligus meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah serta sebagai bentuk upaya pemberdayaan masyarakat.

Sejalan dengan semangat Jawa Barat untuk mempercepat peningkatan literasi digital di provinsi, program tersebut menjadi bagian dari upaya Lintasarta untuk mendukung komitmen tersebut. Program CSR dari Lintasarta ini menjadi langkah awal, sehingga ke depan akan semakin banyak masyarakat Jawa Barat yang dapat meningkatkan taraf hidupnya melalui pemanfaatan publik Wi-Fi dan kurikulum pemrograman.

Sebagai tambahan, Lintasarta bersama Dicoding sebagai wadah pengembangan ekosistem developer di Indonesia, juga menyediakan kurikulum pemrograman kepada 2.000 siswa SMA, SMK, dan SLB yang menjadi lokasi pemasangan public Wi-Fi berupa pelatihan persiapan karier menjadi pengembang software (software developer) dan pelatihan pengenalan pemrograman dasar selama enam bulan.

Ade menambahkan, pemilihan lokasi pemasangan public Wi-Fi dan kurikulum pemrograman dilakukan secara cermat untuk memastikan layanan dapat digunakan secara maksimal oleh masyarakat penerima manfaat. “Secara umum, kami berfokus pada area pendidikan seperti SMA dan SMK, karena mereka yang akan segera terjun ke lapangan kerja dalam beberapa tahun mendatang. Dengan begitu, diharapkan manfaat program ini dapat dirasakan dalam jangka panjang dan turut menyumbang peningkatan angka kecakapan literasi digital di Jawa Barat,” tutup Ade.

186