Home Kesehatan IDAI Temukan Gangguan Ginjal Akut Misterius pada 131 Anak

IDAI Temukan Gangguan Ginjal Akut Misterius pada 131 Anak

Jakarta, Gatra.com-Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menemukan adanya gangguan ginjal akut misterius yang terjadi pada sebanyak 131 anak-anak di sejumlah wilayah di Indonesia. Dalam kasus tersebut, IDAI tidak dapat mengidentifikasi penyebab yang biasanya mendasari terjadinya gangguan ginjal akut pada anak.

“Pada anak-anak ini, kami tidak mendapatkan penyebab yang biasanya timbul pada anak-anak yang mengalami AKI (Accute Kidney Injury/Gangguan Ginjal Akut),” ujar Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI dr. Eka Laksmi Hidayati, dalam konferensi pers virtual, pada Selasa (11/10).

Eka pun menjelaskan, umumnya gangguan ginjal akut pada anak terjadi akibat kekurangan cairan ataupun kehilangan cairan dalam waktu yang singkat. Ini merupakan dampak lanjutan dari sejumlah penyakit yang terjadi pada anak, seperti diare, dehidrasi, pendarahan, fase shock Demam Berdarah Dengue (DBD), serta infeksi yang berat.

Kendati demikian, pasien anak penderita gangguan ginjal misterius ini ditemukan tidak mempunyai riwayat penyakit yang jelas, dan terkait dengan penyakit-penyakit tersebut. Justru, pasien-pasien anak tersebut mengalami penurunan jumlah urine yang signifikan secara tiba-tiba.

“Nah, tetapi, kami lihat anak-anak ini, dalam wawancara dengan orang tuanya mengenai riwayat penyakitnya, itu tidak jelas ada episode penyakit yang seperti itu, tetapi dia tiba-tiba mengalami penurunan jumlah urine atau air seninya,” jelas dr. Eka dalam kesempatan tersebut.

Eka pun mengaku, pihaknya masih belum menemukan penyebab dari gangguan ginjal tersebut, meski pencarian lebih lanjut telah terus dilakukan. Menurutnya, hingga saat ini, pihaknya masih belum berhasil mengidentifikasi satu arah konsisten akan gangguan tersebut.

Di samping itu, Eka berharap agar jumlah penderita gangguan ginjal akut misterius itu dapat terus berkurang dari waktu ke waktu, hingga akhirnya menghilang dari masyarakat. Mengingat, terhitung hingga Selasa (11/10), IDAI baru menemukan total sembilan pasien dengan gangguan tersebut, di sepanjang bulan Oktober.

“Mudah-mudahan, kasus ini nanti memang sudah menurun, dan mudah-mudahan bisa hilang,” pungkasnya.

235