Home Kesehatan Pemeriksaan Rutin Bisa Mencegah Retinopati Diabetik dan Diabetik Makular Edema

Pemeriksaan Rutin Bisa Mencegah Retinopati Diabetik dan Diabetik Makular Edema

Jakarta, Gatra.com - Dokter Spesialis Mata dan Dosen FKUI Dr. dr. Gitalisa Andayani, Sp.M(K) memaparkan bagaimana mencegah Retinopati Diabetik (DR) dan Diabetik Makular Edema (DME). Salah satunya dengan melakukan pemeriksaan rutin bagi paseien yang sudah mengidap diabetes. Khusus untuk pemeriksaan rutin bagi penderita diabetes ada beberapa kriteria. 

Pemeriksaan tipe 1 diabetes umumnya dalam 3-5 tahun setelah terdiagnosa. Sementara tipe 2 diabetes harus sesegera mungkin setelah di diagnosa Diabetes tipe 2.

Pemeriksaan ini harus diulang setiap setahun sekali atau bahkan lebih sering sesuai dengan rekomendasi spesialis mata bagian retina. Pada Wanita penderita diabetes yang ingin hamil, sebaiknya periksa mata dulu sebelum hamil dan pada awal trimester pertama.

Tes mandiri yang dapat dilakukan pasien adalah dengan menggunakan metode amsler grid. Mata normal akan melihat kotak-kotak dengan jelas, sedangkan mata dengan DME akan melihat satu titik hitam di posisi agak ke tengah dan beberapa kotaknya ada yang tidak berat beraturan buntut dari titik tersebut.

“Diagnosis DME ditegakkan setelah ditemukan adanya penurunan tajam penglihatan, gambaran khas pada makula dengan pemeriksaan funduskopi dan adanya penebalan makula yang disertai dengan ditemukannya gambaran penebalan makula pada Optical Coherence Tomography (OCT),” kata dr. Gitalisa dalam Virtual Media Briefing “World Sight Day 2022: Hindari, Cegah, dan Kontrol Komplikasi Mata pada Pasien Diabetes Melitus” di Zoom, Selasa (11/10).

Jika sudah mengetahui pasien mengidap DR dan/atau DME, prosedurnya berbeda dengan pemeriksaan mata biasa. Seorang spesialis mata akan menggunakan alat khusus untuk melihat daerah bagian belakang mata.

Biasanya akan diberikan obat tetes untuk melebarkan pupil mata, sehingga bagian retina mata lebih mudah dilihat. Pemeriksaan itu sendiri cepat dan umumnya tidak sakit.

Untuk kontrol glikemik, American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan HbA1c <7 persen pada kebanyakan pasien dengan diabetes tipe 2 untuk mengurangi kejadian penyakit mikrovaskuler seperti retinopati dengan target glikemik HbA1c <7 persen.

Target yang lebih ketat (HbA1c 6,0-6,5 persen) dapat dipertimbangkan pada beberapa pasien dengan durasi penyakit yang pendek, harapan hidup yang panjang, atau tidak ada CVD yang signifikan.

Jika HbA1c diturunkan hingga <7 persen, komplikasi mikrovaskular dan dikaitkan dengan pengurangan penyakit makrovaskular jangka panjang berkurang.

Target yang kurang ketat (HbA1c 7,5-8,0 persen) direkomendasikan untuk pasien dengan riwayat hipoglikemia berat, harapan hidup terbatas, komplikasi lanjut, atau kondisi komorbiditas yang berlebihan.

Untuk mengontrol tekanan darah dan kolesterol, pada penelitian, kontrol tekanan darah intensif dikaitkan dengan penurunan 37 persen pada perubahan mikrovaskular.

Penggunaan obat-obatan penurun kolesterol dikaitkan dengan penurunan risiko kumulatif retinopati dan DME secara signifikan.

Rekomendasi untuk mengurangi risiko Retinopati yang merupakan komplikasi diabetes dan mencegah perburukan Retinopati / DME adalah perubahan gaya hidup dengan menjaga berat badan, tidak merokok, makan buah-buahan dan olahraga sehingga dapat mengurangi risiko komplikasi jangka panjang.

Selain perubahan gaya hidup, pasien DR dan DME juga harus mengontrol tekanan darah dibawah 130/80 mmHg. Pasien dengan ?140/90 mmHg harus di obati dengan obat terapi.

Selanjutnya, terdapat ketentuan lemak darah dengan LDL <100 mg/dl, HDL >50 mg/dl, triglycerides dan Puasa <150 mg/dl.

Terakhir, pasien diabetes harus mengontrol glukosa darah dengan HbA1c ~7 persen. Meskipun begitu, target individual mungkin berbeda tergantung profil pasien.

113