Home Regional Puncak Siklus DBD, 734 Kasus, 8 Meregang Nyawa di Karanganyar

Puncak Siklus DBD, 734 Kasus, 8 Meregang Nyawa di Karanganyar

Karanganyar, Gatra.com - Puncak siklus demam berdarah dengue (DBD) terdindikasi pada tahun ini. Parameternya pada jumlah kasus tinggi dalam kurun waktu tertentu.

Berdasarkan laporan Kewaspadaan Dini Rumah Sakit (KDRS) yang dihimpun Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar, Jateng terdapat 734 kasus selama pekan 1-38 tahun 2022. Dari jumlah tersebut, delapan pasien DBD meninggal dunia.

“Terjadi penambahan empat kasus sejak terakhir dilaporkan. Yakni dari Jumapolo, Lalung, Ngringo dan Klodran. Masing-masing 1 kasus. Total kematian hingga pekan ke-38 ada delapan yang meninggal dunia karena DBD. Memang cukup memprihatinkan,” kata Kepala DKK Karanganyar, Purwati kepada Gatra.com, Kamis (13/10).

Baca Juga: Kasus DBD Naik, DPR Minta Pemerintah Tingkatkan Pelayanan Kesehatan

Jumlah kasus hingga pekan ke-38 tahun 2022 lanjut Purwati, nyaris menyamai puncak DBD pada 2019 lalu. Pada tahun 2019, kasus DBD di Kabupaten Karanganyar mencapai 838 kasus. Berdasar data tersebut, angka kasus telah melebihi jumlah kasus DBD di tahun 2021 dan hampir menyamai puncak kasus tertinggi selama 7 tahun terakhir sejak 2017.

“Kami menerjunkan tim untuk melakukan penyelidikan epidemologi, penggerakan pemberantasan sarang nyamuk serentak dan foging di daerah prioritas,” katanya.

Sementara itu kasus tertinggi tersebar di wilayah Kecamatan Karanganyar dengan 178 kasus. Di wilayah ini, Kelurahan Bejen jawara kasus DBD. Sedangkan terendah Jatiyoso dengan empat kasus. Lalu, tiga kasus kematian di Tasikmadu menjadikan wilayah ini endemik DBD.

Baca Juga: Kasus DBD di Sukoharjo, Kematian Terbanyak di Grogol

“Tahun ini lonjakan kasus pada April-Mei dengan pasien rentang usia 5-9 tahun dan 10-14 tahun,” katanya.

Lurah Bejen Bambang Ranto Utomo menyadari perilaku warganya menjadikan kasus DBD terus bertahan tinggi. Tercatat, 31 kasus DBD hingga pekan ke-38 tahun 2022.

Baca Juga: Kasus DBD Meningkat, RSUD dr Soetrasno Tambah Ruangan

“Memang jadi langganan DBD. Sudah kita bentuk Satgas Jumantik, PSN dan penanganan khusus puskesmas. Selama perilaku masyarakat masih abai, bakal sulit meredakan DBD,” katanya.

107