Home Ekonomi OJK Sebut Kinerja IHSG Tertinggi Dibanding Bursa Negara Tetangga

OJK Sebut Kinerja IHSG Tertinggi Dibanding Bursa Negara Tetangga

Jakarta, Gatra.com - Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi menyebut kinerja pasar modal Indonesia tetap tumbuh positif di tengah gejolak ekonomi dan volatilitas pasar keuangan global. Bahkan, ia mengatakan kinerja IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan kinerja bursa ASEAN dan regional

"Meskipun dalam beberapa hari ada koreksi turun mengikuti pelemahan bursa global, tapi ini masih menunjukkan tren yang positif dibanding negara tetangga," ungkap Inarno dalam Konferensi Pers di Jakarta, Jumat (14/10).

Adapun OJK mencatat, IHSG per 11 Oktober 2022 berada di level 6.939,15 poin atau meningkat sebesar 5,43 persen year to date (ytd). Bahkan, Inarno menyebut pada 13 September 2022 lalu, pertumbuhan indeks saham gabungan mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah yakni di level 7.318.

Baca juga: Ketua OJK Optimis IHSG Kembali Menembus Level 7.000

Inarno menuturkan, pertumbuhan IHSG juga diikuti oleh kinerja emiten yang cukup baik. Berdasarkan catatan OJK sebanyak 491 dari 742 emiten atau 66,17 persen emiten yang telah melaporkan keuangan tengah tahun 2022 kepada OJK menunjukkan peningkatan kinerja. Dari sisi pertumbuhan pendapatan emiten secara agregat juga naik 22,82 persen (year on year/yoy) dan peningkatan laba juga tumbuh positif hingga 117,92 persen yoy.

"Ini merupakan pertumbuhan tertinggi selama lima tahun terakhir," ucapnya.

Inarno berujar, rata-rata pertumbuhan nilai laba paling tinggi diraih oleh emiten yang bergerak di bidang transportasi dan logistik mencapai 532,82 persen. Selanjutnya diikuti oleh emiten sektor energi (280,76 persen), emiten bidang konsumen (241,66 persen).

Selain itu, Inarno mengungkapkan bahwa para emiten juga mulai meningkatkan aktivitas penghimpunan dana melalui pasar modal. Hingga 11 Oktober 2022, OJK mencatat aktivitas penghimpunan dana mencapai Rp179,66 triliun dari 168 kegiatan emisi. 

Baca juga: Gara-gara The Fed, Bursa Asia Rontok, IHSG Ngak Ikutan

"Dari 168 kegiatan emisi itu, 48 di antaranya merupakan emiten baru. Bahkan saat ini sudah ada puluhan perusahaan lagi yang mengincar untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO)," sebutnya.

Kendati demikian, meski indikator pasar modal menunjukkan peningkatan kinerja secara umum, kinerja pengelolaan investasi reksa dana mengalami penurunan 8,06 persen. Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana hingga 11 Oktober 2022 sebesar Rp531,8 triliun. NAB tersebut turun dibandingkan pada 30 Desember 2021 sebesar Rp573,54 triliun.

94