Jakarta, Gatra.com - Mata uang Dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan sore hari ini (18/10) terpantau melemah. Hal itu mendorong Rupiah ditutup menguat 24 poin ke level Rp15.464 per Dolar AS. Sebelumnya pada penutupan kemarin Rupiah melemah ke level Rp15.487 per Dolar AS.

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, merosotnya Dolar terhadap beberapa mata uang utama kali ini terjadi setelah Menteri Keuangan Inggris yang baru telah menghapus sebagian besar “anggaran mini” pemerintah Inggris.

“Sementara pendapatan yang lebih baik dari yang diharapkan dari Bank of America membantu meningkatkan selera risiko,” kata Ibrahim dalam keterangannya, Selasa (18/10).

Ia menjelaskan, Menteri Keuangan Inggris yang baru, Jeremy Hunt membalikkan petak anggaran mini 45 miliar Poundstreling yang memicu gejolak pasar hingga Bank of England terpaksa melakukan intervensi.

Kendati, Bank sentral AS, Federal Reserve juga telah mengisyaratkan tingkat suku bunga akhir tahun akan berada pada posisi lebih tinggi daripada yang pernah terjadi sebelumnya selama krisis keuangan 2008.

Pasar memperkirakan kemungkinan hampir 100 persen The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada bulan November, menjadi kenaikan ketiga kali secara berturut-turut.

Ibrahim memprediksi untuk perdagangan besok (19/10), mata uang Rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp. 15.440 - Rp. 15.490 per Dolar AS.