Home Sumbagsel BPOM Pantau Peredaran Lima Merk Obat yang Indikasi Peningkatan Kasus AKI di Palembang

BPOM Pantau Peredaran Lima Merk Obat yang Indikasi Peningkatan Kasus AKI di Palembang

Palembang, Gatra.com - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Palembang, langsung memantau peredaran lima merk obat yang tercemar kandungan etilen glikol yang diindikasikan menjadi penyebab kasus Gagal Ginjal Akut Misterius atau Acute Kidney Injury (AKI) Aatipikal ke Pedagang Besar Farmasi (PBF) di wilayah Kota Palembang Jumat, (21/10).

Langkah ini dilakukan usai dirilisnya Surat Edaran Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada Kamis (20/10), terkait penarikan lima merk obat tersebut. "Lima produk ini kan baru kemarin di rilis. Hari ini kami dari BBPOM sudah mendatangi PBF untuk memantau apakah sudah ada perintah dari pabrik dan PBF untuk menindaklanjuti aturan yang dikeluarkan oleh BPOM," kata Kepala BBPOM Palembang, Zulkifli.

Ia menyebut, lima obat tersebut di antaranya Termorex Sirup (Obat Demam), Flurin DMP Sirup (Obat Batuk dan Flu), Unibebi Cough Sirup (Batuk dan Flu), Unibebi Demam Sirup, dan Unibebi Demam Drops (Obat Demam).

"Kami hanya memantau, yang melakukan penarikan adalah industri obat melalui PBF yang ada di tiap provinsi dan kabupaten/kota. BPOM juga saat ini sedang rapat di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dinkes Sumsel), berkaitan dengan produk obat tersebut," jelasnya.

Melalui pantauan Gatra.com pada beberapa Apotek di Palembang, salah satu Apotek di Jalan Jendral Sudirman, tepatnya di depan RSUP Mohammad Hosein, sudah melakukan penempelan informasi terkait peredaran obat sirup.

"Mengingat surat edaran Kemenkes, kita berinisiatif untuk menempel informasi terkait penjualan obat sirup untuk bayi dan balita. Karena masih ada juga yang menanyakan salah satu obat yang dihentikan oleh Kemenkes," ujar Apoteker Apotek Sehat Bersama, Fathia Nurhasana.

Ia mengaku, jika salah satu obat yang dihentikan oleh BPOM masih ada di apotek tempat dia bertugas. "Kami masih simpan salah satu jenis obat yang dihentikan oleh Kemenkes, namun memang tidak kami jual. Masih kami letakkan di gudang farmasi kami," tuturnya.

Fathia berharap, dengan ditempelnya informasi seputar imbauan tersebut bisa menekan jumlah suspek gagal ginjal akut misterius untuk bayi dan balita.

"Harapannya nanti kita bisa sama-sama mengedukasi masyarakat untuk tidak dulu membeli lima jenis obat yang distop oleh Kemenkes. Mengingat kita masih dalam tahap peninjauan lebih lanjut tentang obat ini," katanya.

214