Home Ekonomi IEC Telecom: Industri Satelit Maritim Asia-Pasifik Diproyeksi Tumbuh 11%

IEC Telecom: Industri Satelit Maritim Asia-Pasifik Diproyeksi Tumbuh 11%

Jakarta, Gatra.com – Group CCO dan Presiden IEC Telecom Group untuk kawasan Asia, Timur Tengah, dan Persemakmuran Negara-negara Merdeka (PNM), Nabil Ben Soussia, mengatakan, industri satelit maritim di Asia-Pasifik diproyeksikan tumbuh (CAGR) sebesar 11% pada periode 2021–2026.

Ben Soussia dalam keterangan pers, Jumat (21/10), menyampaikan, pertumbuhan ini didorong oleh beberapa faktor, seperti peningkatan lalu lintas kapal di kawasan Asia-Pasifik, perkembangan kebijakan keamanan maritim, serta penekanan keselamatan awak kapal serta aset yang tersebar di lintas laut.

Selain itu, terdapat permintaan untuk sistem keamanan yang canggih dan konektivitas kapal yang lancar di Cina, Jepang, Indonesia, dan India. Terlebih, permintaan terhadap data dan analisis maritim diperkirakan akan mendorong pertumbuhan pasar hingga US$370 juta di tahun 2028.

“Permintaan digitalisasi di kawasan Asia Pasifik semakin meningkat, terutama untuk kapal berukuran kecil dan sedang,” katanya.

Baca Juga: Digitalisasi Diklaim Dorong Investasi Makin Diminati Kaum Muda, Apa Manfaatnya?

Ia menjelaskan, pertumbuhan digitaliasi sektor maritim di kawasan Asia-Pasifik mendorong pihaknya selaku penyedia layanan satelit berbasis di Singapura, berkolaborasi dengan Blue C Mobile.

Kolaborasi tersebut, lanjut Ben Soussia, di antaranya untuk menghadirkan alat-alat digital yang terjangkau dan terukur untuk semua jenis kapal di kawasan Asia-Pasifik.

“Kerja sama antara IEC Telecom dengan Blue C Mobile bertujuan untuk memungkinkan pemberian akses tanpa batas ke berbagai jenis penerapan bisnis dan kesejahteraan untuk segala jenis kapal,” katanya.

Menurut Ben Soussia, solusi ini didesain khusus untuk antena Ku-Band berukuran 60 cm bersamaan dengan jaringan L-band yang sudah dioptimalkan. Alat-alat tersebut dipamerkan di Inamarine 2022 yang berlangsung dari tanggal 19–21 Oktober 2022 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat (Jakpus).

Inamarine 2022 merupakan pameran internasional terbesar untuk industri maritim dan offshore ini diproyeksikan dihadiri oleh 25.000 pengunjung lebih dari 15 negara. Pameran tersebut mendapat dukungan kuat dari Pemerintah Indonesia serta asosiasi-asosiasi dagang utama di kawasan Asia-Pasifik.

Menurutnya, Inamarine 2022 merupakan peluang sempurna bagi para pengambil keputusan di industri lepas pantai (offshore), galangan kapal, logistik, keamanan pelabuhan, dan perlindungan lingkungan untuk menjawab permintaan digitalisasi dalam industri maritim global tersebut.

CEO Blue C Mobile, Wesley Tham, menambahkan, saat ini, teknologi digital telah menjadi sebuah keharusan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif bagi para perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan-perusahaan di kawasan Asia Pasifik yang mulai merangkul kehadiran digitalisasi guna meningkatkan penanganan kargo, rute kapal, operasi pelabuhan, penempatan kru, dan banyak lagi lainnya.

“Dengan bekerja sama dengan IEC Telecom, kami berjanji untuk memenuhi kebutuhan dan menjamin kelangsungan bisnis para perusahaan tersebut, terutama bagi para pemilik dan operator kapal kecil,” katanya.

Digitalisasi saat ini, lanjut Tham, dapat mengakses lebih dari 300% data per bulan dan penghematan 20% dari komunikasi satelit mereka. Kehadiran digitalisasi memungkinkan penyediaan data secara real-time yang mendorong pengambilan keputusan yang efektif.

Tham mengatakan, keputusan efektif tersebut demi meningkatkan efisiensi operasional, mengoptimalkan proses keselamatan, hingga mengurangi konsumsi bahan bakar.

Selain itu, kata dia, konektivitas khusus di kapal menjamin peningkatan keselamatan bagi awak kapal, koordinasi pekerjaan yang lebih tepat, serta kondisi kerja yang lebih baik di atas kapal. Efek kumulatif dari digitalisasi mengarah pada pengurangan biaya yang signifikan, bahkan bisa mencapai 30% dari biaya operasional.

Pengunjung Inamarine 2022 dapat mengenal lebih lanjut solusi VSAT dari Blue C Mobile sekaligus mengenal solusi sistem satelit dan layanan nilai tambah (VAS) milik IEC Telecom. Solusi VSAT yang ditawarkan Blue C Mobile didukung oleh antena VSAT berukuran 60 cm dengan biaya yang terjangkau dan ringan.

Ia menjelaskan, solusi ini dirancang khusus untuk kebutuhan kapal kecil dan sedang dan yang tidak mempunyai anggaran besar untuk biaya pemasangan antena.

Baca Juga: Jelaskan DEWG G20, Menkominfo: Bahas Peluang dan Tantangan Digitalisasi

Sistem manajemen antena yang terintegrasi dengan koneksi kabel tunggal memungkinkan pengurangan biaya pengiriman dan pemasangan untuk kapal pesiar, kapal penangkap ikan, dan kapal lepas pantai yang membuat layanan VSAT jauh lebih terjangkau dan mudah untuk diakses.

IEC Telecom juga didukung oleh sistem manajemen jaringan yaitu dengan perangkat OneGate yang memungkinkan peralihan tanpa batas antara VSAT dan L-band. Terminal pintar yang dioperasikan melalui dashboard digital yang dapat diakses 24/7 bagi para profesional dibidang teknologi dan informasi di darat.

Selain itu, sistem OneGate juga menawarkan berbagai aplikasi yang dioptimalkan untuk komunikasi di laut, seperti video conference, pemeliharaan jarak jauh (tele-maintenance), pembelajaran elektronik, Internet of Things (IoT) dan pengawasan aset.

“Digitalisasi bukan lagi barang mewah, tetapi menjadi kebutuhan operasional. Selama bertahun-tahun, digitalisasi dipandang sebagai kelebihan yang hanya dimiliki oleh beberapa sektor tertentu,” kata Ben Soussia menambahkan.

Bersama dengan Blue C Mobile, lanjut Ben Soussia, pihaknya bekerja sama untuk menghilangkan pandangan tersebut dengan membuktikan bahwa akses digitalisasi dapat terjangkau untuk semua jenis kapal, baik kapal komersial besar maupun kapal penangkap ikan kecil.

77