Home Ekonomi Giliran Ekspor Timah Dilarang, Bahlil Ngaku Negara Tak Gentar Hadapi Penolakan

Giliran Ekspor Timah Dilarang, Bahlil Ngaku Negara Tak Gentar Hadapi Penolakan

Jakarta, Gatra.com - Menteri investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menanggapi instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarang ekspor timah mentah. Menurut Bahlil pemerintah telah menghitung dampak positif dari hilirisaai timah.

"Hilirsasi terhadap timah akan memberikan dampak positif bagi pembangunan nasional," ungkap Bahlil usai konferensi pers di Jakarta, Senin (24/10).

Ia menyebut bahwa saat ini Indonesia menjadi penghasil timah kedua dunia setelah Cina diperingkat pertama. Di Cina, kata Bahlil, hilirisasi timah sudah mencapai 70 persen. Sementara RI, hilirisasi timah baru sebesar 5 persen.

Selain itu, Bahlil mengungkapkan bahwa selama ini harga timah di pasar global dikendalikan oleh negara lain yang produksi timahnya tidak sebesar Indonesia.

"Kira-kira kalau begitu kita pintar atau pintar-pintar bodoh ya?," ucapnya.

Bahlil pun menekankan bahwa pelarangan ekspor timah mentah bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk timah asal Indonesia. Ia pun mencontohkan dari pelarangan ekspor mineral serupa pada komoditas nikel yang sudah berjalan terlebih dahulu. Adapun Indonesia memberlakukan pelarangan ekspor bijih nikel sejak 1 Januari 2020 yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2019

Kendati, meski sama-sama dilarang ekspor dalam bentuk mentah, Bahlil menegaskan hilirisasi produk timah dan nikel berbeda. Terutama dari segi biaya.

Ia menyebut industri hilir timah tidak terlalu membutuhkan biaya yang besar seperti pada nikel.

"Industri timah itu investasinya tidak terlalu besar, memang industrinya itu Rp1 Triliun aja itu paling tinggi," sebutnya.

Ia pun mengaku tak akan gentar menghadapi protes dan penolakan terhadap pelarangan ekspor biji timah. Saat ini, kata Bahlil, pemerintah tengah menyiapkan peta jalan larangan ekspor timah dan hilirisasi industrinya secepatnya.

"Aku tahu banyak yang nggak setuju itu, aku tahu siapa pemain-pemainnya, tapi negara nggak akan mungkin gemetar sedikit pun. Sampai kapan negara kita mau dimainin seperti itu, jangan lah. Lebih cepat lebih baik," pungkasnya.

Sebelumnya, wacana penyetopan ekspor bijih timah keluar dari mulut Jokowi seiring telah dibangunnya smelter baru milik PT. Timah. Menurut Jokowi pembanguan smelter baru perusahaan pelat merah itu merupakan bentuk keseriusan negara dalam hilirisasi industri tambang.

Ia pun ingin agar hasil tambang RI bisa diproses menjadi produk hilir bernilai tambah. Jokowi mengaku hilirisasi timah akan mengikuti jejak nikel, dan berharap pelaksanannya bisa secepatnya dilakukan.

"Ini semuanya akan saya ikuti dan ini nanti akan selesai November yang kita harapkan pergerakan hilirisasi di timah akan segera mengikuti seperti yang kita lakukan di nikel tetapi kita belum berhitung kapan akan kita stop untuk ekspor bahan mentah timah," imbuhnya," ujar Jokowi pada Kamis (20/10) lalu.

165