Home Nasional Muncul Desakan KLB PSSI Pasca Tragedi Kanjuruhan, Dali Tahir Ajak Ikuti Aturan

Muncul Desakan KLB PSSI Pasca Tragedi Kanjuruhan, Dali Tahir Ajak Ikuti Aturan

Jakarta, Gatra.com - Ketua Tim Penyusun Statuta Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Dali Tahir yang juga mantan anggota Komite Etik FIFA turut merespon dorongan untuk dilakukannya Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI pasca tragedi Kanjuruhan.

Ia mengeklaim sangat memahami situasi yang ada di PSSI, sebagai mantan praktisi sepakbola nasional, ia ikut melahirkan Arseto bersama Mas Sigit putra Pak Harto dan sebagai pengurus PSSI. Menurutnya KLB bukan jalan keluar usai tragedi.

"Saya menghargai pandangan tersebut. Tapi, maaf, Ali Sadikin yang di KLB 1980-an awal, tidak membuat PSSI menjadi lebih baik. Nurdin Halid digempur, didemo selama delapan bulan, juga tidak membuat PSSI menjadi baik. Mengapa? Karena dasar penggulingan itu emosi yang berlebih," tuturnya saat dihubungi, Rabu (26/10/2022).

Sebagai mantan praktisi sepakbola nasional, ia mengaku sangat menghargai itu. Namun, sebagai mantan anggota Komite Etika FIFA, ia juga mengajak melihat semua persoalan dengan jernih dan juga ingin mengajak semua pihak untuk taat aturan.

"Ada hukum positif. Kejarlah para pembuat masalah. Saat ini ada enam tersangka, apakah sudah cukup atau masih akan bertambah? Terus pantau itu," katanya.

Selain itu, kata dia, ada hukum sepakbola yakni statuta FIFA dan PSSI. Di sana diatur cara bagaimana mekanisme KLB. Bagi Tahir, ratusan korban Kanjuruhan itu harus dihormati, bukan dijadikan yang berbeda.

"Karena, jangankan 134 jiwa, satu jiwa melayang tak akan sebanding ditukar dengan jabatan Ketum PSSI, jabatan exco. Satu jiwa terlalu besar untuk ditukar dengan apa pun," tegasnya.

Dalam hal ini, ia ingin mengajak semua pihak menghargai dan menghormati para korban dengan melangkah di jalur yang benar. Jika melangkah dengan penuh emosi dan kemarahan, belum tentu juga dapat menghasilkan sesuatu yang terbaik.

Menurutnya, FIFA punya prinsip, namun memang sepakbola tidak boleh mati. Jika ada yang marah dan ada yang berkomentar seperti mengusir FIFA, ia justru bertanya, apakah sepakbola hidup tanpa FIFA. Harus diingat bahwa pemilik sepakbola itu FIFA, hak patennya ada pada organisasi yang dilahirkan di Prancis dan bermarkas di Swiss.

"Jika FIFA tidak memberi titah para pengurus PSSI itu untuk mundur, ya begitu fakta yang ada. Sekali lagi, bukan berarti kita ingin melupakan korban dan penelusuran kasusnya. Semua harus tetap berada dalam koridor hukum sepakbola," tegasnya.

163