Home Hukum Kasus Sabu Irjen Teddy, IPW: Jaringan Narkoba Jauh Lebih Tertutup dari Judi

Kasus Sabu Irjen Teddy, IPW: Jaringan Narkoba Jauh Lebih Tertutup dari Judi

Jakarta, Gatra.com - Nama Irjen Teddy Minahasa Putra meroket setelah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkap keterlibatan mantan Kapolda Sumatera Barat itu dalam jaringan peredaran gelap narkoba, pada Jumat, 14 Oktober silam.

Bahkan, tak hanya Teddy yang terjerat jaringan tersebut. Ada personel kepolisian lainnya yang mendapat komando dari Teddy untuk menjual sabu yang “dipetik” dari barang bukti sebanyak 5 kilogram.

Empat oknum polisi yang saat ini terseret itu, mulai dari pangkat Bripka, Kompol, hingga AKBP. Di mana dalam kasus yang ditangani langsung Polda Metro Jaya ini sudah menetapkan 11 tersangka—termasuk Teddy.

Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso menilai terkuaknya kasus tersebut berangkat dari pengungkapan yang terlbih dahulu terjadi di level bawah.

“Ini tidak langsung ke atas. Ditangkapnya bandar di bawah. Anak buahnya Linda, kemudian kepada Linda, naik kepada AKBP Dody, baru kepada Teddy Minahasa,” jelasnya kepada Wartawan Gatra, Muhammad Mutaqin.

Bila benar terlibat, Sugeng cenderung melihat tertangkapnya mantan Kapolda Sumatera Barat itu lebih kepada kecerobohan dalam menjalankan aksinya. “Kalau di bawah tidak tertangkap, di atas juga tidak bisa dibongkar.” bebernya.

Lebih lanjut, Sugeng meragukan kabar terkait persaingan antara jenderal yang membekingi judi dengan yang membekingi narkoba. “Tidak ada cerita itu, untuk apa mereka para pelaku kejahatan yang berbeda pasalnya ini saling serang, yang ada saling melindungi. Sulit mencari korelasinya,” ujarnya.

Khusus untuk kasus Teddy Minahasa, menurut Sugeng, juga masih terbilang sulit untuk bisa dikaitkan dengan persaingan perang bintang antar jenderal demi menguasai pucuk-pucuk jabatan di tubuh Polri. “Ini sama seperti kasus narkoba lainnya, lebih kepada tindakan perseorangan,” ujarnya.

Sugeng lantas menjelaskan perbedaan cara kerja jaringan narkoba dengan judi yang ada di kepolisian. Ia menyebut bahwa jaringan narkoba cenderung lebih tertutup dibandingkan dengan jaringan judi.

Kemudian, untuk jaringan judi lebih terstruktur sehingga lebih mudah dipetakan. Adapun jaringan narkoba polanya sporadis. “Judi itu ada aktivitas setor-menyetor sehingga melibatkan banyak pihak, sementara jaringan narkoba jauh lebih tertutup,” jelasnya.

221