Home Hukum Atlet Peraih Emas Diduga Alami Kekerasan Seksual oleh Pelatihnya

Atlet Peraih Emas Diduga Alami Kekerasan Seksual oleh Pelatihnya

Bantul, Gatra.com– Atlet peraih medali emas Pekan Olahraga Daerah (Porda) Daerah Istimewa Yogyakarta ke-XVI dari Bantul mengalami pelecehan seksual oleh pelatihnya. Kejadian yang terjadi saat persiapan Porda ini membuat atlet ini depresi.

Korban A (18) merupakan atlet gulat. Korban baru berani melapor ke polisi usai mendapatkan dukungan dan menjalani berbagai konseling serta tidak adanya kepastian bantuan dari Pengcab Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) dan KONI Bantul.

Ditemui di Polres Bantul, Kamis (27/10) sore, pendamping korban Yudha PW menceritakan kronologi yang dialami A bermula saat ia berlatih insentif bersama pelatihnya.

“Korban mengaku mendapatkan kekerasan seksual dan tidak berani menceritakan ke orang tuanya. Bahkan sempat menenangkan diri ke Bandung namun berhasil dikuatkan hatinya untuk mewakili Bantul tampil di Porda kemarin,” katanya di Polres Bantul.

Yudha menerangkan saat kasus ini mencuat, Pengcab PGSI Bantul meminta masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan oleh korban dan pelaku.

Bahkan saat dilaporkan ke KONI Bantul, respons yang diberikan pengurus hanya berjanji untuk memediasi kasus ini sebulan pasca-Porda. Namun sampai sekarang belum ada tindak lanjut.

“Kedatangan kami ke sini adalah untuk melaporkan kasus ini ke pihak berwajib. Saat ini korban didampingi orang tuanya tengah menjalani konseling dengan petugas di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak,” jelasnya.

Atlet senior gulat Bantul, Angga Setiaji, yang turut mendampingi A membuat laporan ke Polres Bantul menjelaskan kasus ini sempat dirahasiakan oleh korban karena takut dan khawatir tidak bisa meloloskan dirinya ke Porda.

“Pertama kali saya mendengarnya dari salah satu atlet gulat lainnya sekaligus rekan A. Kami harus membujuk dan menguatkannya agar berkenan pulang dari Bandung untuk tampil mewakili Bantul,” lanjutnya.

Angga menyatakan dalam pembicaraan pribadi dengan pelaku, sempat ada isyarat bahwa pelecehan seksual atas A benar-benar dilakukan pelaku.

Angga menegaskan, langkah membawa kasus ini ke ranah hukum sebagai upaya meminta keadilan atas tindakan pelaku serta membuat efek jera agar kasus ini tidak terjadi lagi di cabor gulat.

Sahabat A, Retno Setiawati, menuturkan pasca-kejadian itu, korban mengalami depresi dan menutup diri.

“A bahkan sempat melukai tangannya dengan mencakar. Kami harus menenangkannya dan memberi dukungan ke dia untuk berani melaporkan kasus ini,” terangnya.

204