Home Ekonomi AppsFlyer, LINE Bank, dan Indonesian Digital Association Diskusikan Strategi Fintech Masa Depan

AppsFlyer, LINE Bank, dan Indonesian Digital Association Diskusikan Strategi Fintech Masa Depan

Jakarta, Gatra.com – AppsFlyer bersama produk perbankan digital LINE Bank serta asosiasi media digital Indonesian Digital Association (IDA) mengadakan diskusi bertajuk “Indonesia Fintech Marketing Predictions: Navigating Past Learnings to Grow Beyond” di kawasan Kuningan, Jakarta pada Kamis (27/10). Diskusi tersebut membahas temuan AppsFlyer yang melaporkan terkait pelambatan pasar aplikasi Fintech.

AppsFlyer, merupakan perusahaan atribusi dan analitik global terkemuka yang melakukan pengamatan dinamika industri Fintech mobile app sejak 2020. Selain mengulas temuan-temuan AppsFlyer, kegiatan juga mengulas strategi pertumbuhan yang perlu diterapkan para pemain industri Fintech. Dalam diskusi diperlihatkan pentingnya kolaborasi antar elemen dalam ekosistem industri Fintech agar dapat memberikan pelayanan lebih baik lagi bagi masyarakat Indonesia.

Sales Manager Indonesia, AppsFlyer, Anthony Loekita Harsono mengatakan, industri aplikasi Fintech di Indonesia merupakan ruang yang menarik dengan potensi pertumbuhan yang tinggi serta tantangan-tantangannya yang unik. “Setelah tiga tahun mengamati industri aplikasi Fintech di Indonesia, kami senang dapat berkolaborasi dan mendiskusikan pembelajaran tersebut bersama mitra kami, LINE Bank, dan asosiasi seperti IDA, sekaligus menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi para pemain di industri,” kata Anthony.

Di kesempatan yang sama, Head of Brand & Digital Marketing LINE Bank, Indra Sutanto mengatakan, peluang di industri aplikasi Fintech dan perbankan digital Indonesia masih sangat besar terlebih dengan adanya populasi unbanked saat ini. “Besar harapan, melalui kolaborasi ini dapat memberikan kontribusi positif dalam mendorong pertumbuhan industri ini,” ucap Indra.

Data AppsFlyer menunjukkan bahwa pertumbuhan pasar Fintech secara global terus meningkat. Pada 2019, pangsa pasar instalasi aplikasi Fintech secara global tumbuh 90%, dua kali lipat tingkat pertumbuhan pada tahun sebelumnya. Pada tahun-tahun selanjutnya, pangsa pasar instalasi aplikasi Fintech meningkat tajam hingga 132% dari paruh awal 2019 hingga 2021.

Sementara itu, Indonesia dinilai merupakan pasar yang dituju para pemain Fintech, dengan populasi unbanked yang relatif besar, sebanyak 91,3 juta penduduk, serta ketertarikan masyarakat yang cukup besar. Dari tahun 2018 ke 2019, instalasi aplikasi Fintech di Indonesia tumbuh hampir dua kali lipat, di mana 11 dari 100 instalasi aplikasi di Indonesia merupakan aplikasi Fintech. Bahkan, pada 2020 dan 2021, jumlah instalasi aplikasi Fintech di Indonesia menempati posisi tiga besar secara global.

Meski demikian, hal ini memunculkan kompetisi yang semakin ketat dalam pasar aplikasi Fintech dalam negeri, terlihat dari jumlah investasi iklan aplikasi Fintech di Indonesia yang sangat tinggi pada 2021, senilai Rp6,7 triliun dan merupakan yang tertinggi (60% pangsa investasi iklan) di seluruh Asia Tenggara dan Pakistan. Selain itu, para pemain industri juga dihadapkan pada mulai melambatnya pertumbuhan instalasi aplikasi Fintech di Indonesia. Pada 2021, tren instalasi aplikasi hanya bertumbuh sekitar 3% sepanjang tahun untuk Android, sementara pertumbuhan di Asia Tenggara mencapai 5,1%.

Terakhir, diskusi tersebut juga menyoroti pentingnya berkolaborasi dengan elemen-elemen lain dalam ekosistem Fintech, seperti asosiasi dan solusi analitik untuk mendorong terbentuknya ide-ide dan taktik baru.

Chairman Indonesian Digital Association, Dian Gemiano menyatakan, kolaborasi antar elemen ekosistem aplikasi Fintech sangat penting, khususnya antar pemain industri, penyedia insight seperti AppsFlyer, serta asosiasi-asosiasi terkait. Setiap bagian dari ekosistem ini memiliki peran penting dalam memberikan solusi berbasis data bagi para pelanggan, meningkatkan pertumbuhan industri, serta mendorong perluasan inklusi finansial di Indonesia,” ujar Dian.

Tantangan-tantangan tersebut perlu menjadi perhatian para pemain industri aplikasi Fintech, agar dapat tetap bersaing dalam memberikan layanan keuangan terbaik bagi masyarakat. Untuk itu, AppsFlyer, LINE Bank, dan IDA mendiskusikan berbagai strategi yang dapat dilakukan pemain industri untuk tetap bersaing, di antaranya:

1. Memiliki growth mindset, di mana para pelaku aplikasi Fintech tidak stagnan dalam cara beroperasi dan memasarkan aplikasinya namun terus menggali insight untuk mempelajari kekurangan strategi sebelumnya dan menerapkan strategi-strategi baru untuk memikat pengguna.

2. Tidak hanya berfokus pada akuisisi pengguna, namun juga melibatkan kembali (re-engage), dan terus membangun hubungan dengan para pengguna. Hal ini dapat dilakukan para pemain aplikasi Fintech melalui meningkatkan perhatian pada pengalaman pengguna dan mencari cara untuk memberikan pengalaman yang memuaskan dan customer-centric.

3. Mengutamakan privasi pengguna, untuk memberikan pengalaman digital yang lebih baik dan aman, serta mengutamakan kepercayaan antara pengguna dan penyedia solusi dan sebaliknya.

320