Home Lingkungan Menyoroti Minimnya Keterlibatan Anak Muda Dalam Susun Kebijakan Lingkungan

Menyoroti Minimnya Keterlibatan Anak Muda Dalam Susun Kebijakan Lingkungan

Jakarta, Gatra.com - Peran anak muda dalam untuk terlibat dalam perumusan kebijakan lingkungan masih minim. Padahal, muara dari kebijakan jangka panjang justru dititikberatkan pada peran dari generasi muda. Tak heran, kini muncul disparitas pemahaman tentang pentingnya perlindungan lingkungan.

Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia, Arie Rompas, menyebut keterlibatan kaum muda untuk mengambil peran untuk Indonesia ke depan adalah sesuatu yang mutlak diperlukan. Dari tangan generasi muda lah, diharapkan muncul upaya pembangunan ulang Indonesia yang lebih baik, berkeadilan dan berkelanjutan.

"Karena dari tangan kamu muda juga yang nantinya punya andil dalam membangun ulang Indonesia dari segi keberlanjutan lingkungan," ujar Arie saat ditemui di kegiatan Youth Fest di Jakarta, Jumat (28/10) lalu.

Imbas tak dilibatkannya generasi muda dalam penyusunan kebijakan lingkungan hidup pun, akhirnya banyak menimbulkan kebijakan tidak pro terhadap keberlanjutan lingkungan. Akhirnya, terjadi pelemahan standar perlindungan lingkungan dan membawa Indonesia mengalami dampak buruk krisis iklim yang lebih luas.

Sehingga, Ia pun berharap anak muda di Indonesia dapat membalikkan keadaan tersebut. Salah satunya dengan melakukan aksi dan solusi nyata untuk membangun ulang mimpi Indonesia sebagai negara yang mencintai alam.

“Serta mewujudkan masa depan Indonesia keluar dari ancaman krisis iklim. Itu diperlukan peranan generasi muda” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Departemen Lingkungan Hidup BEM UI Kevin Wisnumurthi, mengamini perihal pentingnya generasi muda untuk mulai peduli terhadap penyusunan beberapa kebijakan strategis, utamanya soal lingkungan.

Menurutnya, saat ini dampak krisis iklim sudah mulai dirasakan, seperti cuaca ekstrem hingga bencana hidrometerologi. Karenanya, dia berharap pemerintah memiliki kebijakan yang pro terhadap keberlanjutan lingkungan.

"Tantangan berat adalah bagaimana kita mendorong pemerintah membuat kebijakan pro iklim. Tidak hanya jangka pendek namun juga kebijakan yang mementingkan keberlangsungan hidup seluruh masyarakat," ucapnya.

108