Home Gaya Hidup Pameran Karya Budaya Hasil Tambang, Antusiasme Mengenal Koleksi Perhiasan Masa Lampau

Pameran Karya Budaya Hasil Tambang, Antusiasme Mengenal Koleksi Perhiasan Masa Lampau

Padang, Gatra.com - Sejarah panjang pertambangan di Nusantara meninggalkan jejak identitas kebudayaan masyarakat. Contohnya bisa ditemui di Sumatera Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Jejak kebudayaan kedua daerah tersebut bisa diketahui dalam beragam motif koleksi perhiasan-perhiasan kerajinan masa masyarakat lampau. Baik berbentuk gelang, kalung, anting, sabuk (ikat pinggang), cincin, suntiang, dan lainnya.

"Perhiasan zaman dulu unik dan menarik," ungkap Laila (23), seorang pengunjung Pameran Bersama Kerajinan Karya Budaya Hasil Tambang di Museum Adityawarman Padang, Senin (31/10) dengan antusias.

Tak hanya itu, menurutnya perhiasan peninggalan masa lampau sangat 'kaya' nilai budaya setiap daerah meskipun ditempa dengan alat tradisional. Kendati ada kemiripan, dia melihat masing-masing daerah memiliki khas tersendiri.

"Ya, karena adanya pameran ini kita sebagai generasi muda makin banyak tahu," timpal Jamal (32) yang juga mengunjungi dan melihat puluhan koleksi perhiasan di Museum Adityawarman Padang.

Pameran bertajuk Jalinan Mahakarya Budaya ini dibuka langsung Kadis Kebudayaan Sumbar, Syaifullah pada Rabu, (26/10) di Ruang Museum Mini Museum Adityawarman Padang. Kegiatan ini digelar atas kerjasama dengan Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayaan) DIY.

Sebanyak 90 dari 300 koleksi perhiasan emas dan perak dari beragam rupa dipamerkan, yakni 75 koleksi dari Museum Adityawarman Padang, dan 15 koleksi Museum DIY. Selain perhiasan, DIY juga memamerkan alat kerajinan perak, serta koleksi audio visual.

"Tujuan pameran ini untuk edukasi masyarakat, mengenal produk emas dan perak masa lampau ke generasi muda," kata Syaifullah usai melihat puluhan koleksi perhiasan itu.

Kadis Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi menyebut, keterlibatan Museum DIY dalam pameran bersama yang berlangsung hingga 1 November 2022 ini, untuk melestarikan benda koleksi yang sekaligus bukti materil bagi generasi muda ke depannya. "Kita sangat berterima kasih kepada Dinas Kebudayaan Sumbar, karena telah melibatkan dalam pameran bersama ini," tutur Dian.

Sebelumnya, Kepala UPTD Museum Adityawarman Padang, Dewi Ria mengungkapkan pihaknya memiliki sekitar 300 koleksi berbagai perhiasan, namun beberapa di antaranya sudah ada yang rusak. Dengan alasan itu, hanya 75 koleksi yang dipamerkan.

"Yang kita pamerkan salah satunya koleksi perak dari Koto Gadang, Kabupaten Tanah Datar. Koleksi lainnya ada yang 17-18, hingga 24 karat emas," bebernya.

Sementara, Kurator Museum DIY, Sektiadi menyampaikan adanya kesamaan antara perhiasan DIY dan Sumbar. Pasalnya, dari segi nama daerah kedua provinsi itu ada yang sangat mirip. Contohnya, Kota Gede di DIY, dan Koto Gadang di Agam, Sumbar.

"Secara spesifik kita belum tahu ada kaitan sejarah keduanya, namun motifnya kemungkinan ada kesamaan. Apalagi zaman kolonial, ratu Belanda sering bawa motif dari Sumatera ke Jawa, yakni dari Palembang dan Sumbar," jelas Sektiadi.

Selain itu, Dinas Kebudayaan DIY juga melaksanakan Jumpa Sahabat Museum (JSM) pada Kamis, (27/10) dalam bentuk talkshow edukasi permuseuman. Kegiatan bertajuk Lintas Budaya Minangkabau Yogyakarta sebagai Penguat Karakter Generasi Muda itu diikuti siswa dan guru di Kota Padang.

Sejak Pameran Bersama Kerajinan Karya Budaya Hasil Tambang dibuka, ratusan masyarakat telah mengunjungi dan melihat koleksi perhiasan emas dan perak itu secara bergantian. Untuk koleksi Museum Adityawarman bisa dikunjungi hingga 2023 mendatang.

138