Home Ekonomi Di Nusa Tenggara Timur, Membuat Es Menggunakan Sinar Matahari

Di Nusa Tenggara Timur, Membuat Es Menggunakan Sinar Matahari

Kupang, Gatra.com - Pertama di Indonesia Pembuat Es Bertenaga Surya ( Solar Ice Maker ) di diresmikan pengoperasiannya di Kecamatan Sulamu kabupaten Kupang, NTT, Senin (31/10/20022).

Peresmian Fasilitas Solar Ice Maker dengan teknologi terkini  ini dilaksanakan Direktur Bintang Samudera Cahaya Abadi (BSCA) Gabriel Kenenbudi dan Pemerintah RI melalui Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI Dr.Ir.Dadan Kusdiana, M.Sc. Sementara sebagai teknisi adalah Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) dari Jerman.

Baca juga: Pacu Kedatangan Wisatawan Asing, Garuda Indonesia Buka Rute Jakarta-Melboune

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat yang diwakili Bupati Kupang Korinus Masneno Solar mengatakan, Ice Maker merupakan sebuah inovasi teknologi yang mengintegrasikan energi terbarukan (energi surya) dengan energi pendingin dengan sistem full off-grid.

“Mesin pembuat es ini sangat membantu khususnya bagi para nelayan dalam memproduksi es batu sebagai bahan pengawet hasil tangkapan ikan. Karena mesin ini lebih ekonomis dibanding dengan yang bermesin diesel,” kata Korinus Masneno.

Baca juga: Kasus Harian di Jateng Terus Naik, Mulai “Konsisten” di 4 Besar

Dengan berlimpahnya cahaya matahari di NTT jelas Korinus tentunya akan memaksimalkan cara kerja mesin pembuat es tenaga surya ini. Mesin ini tentunya akan memberikan dampak yang besar khususnya dalam mendukung masyarakat nelayan.

“ Kehadiran mesin ini akan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat melalui sektor perikanan dan kelautan serta pemberdayaan nelayan lokal. Ini tentunya sangat membantu nelayan Kabupeten Kupang karena hasil hasil tangkap ikan mereka sangat memerlukan es ,” jelas Korinus.

Selanjutnya Martin Hansen selaku Country Director Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) mengatakan bahwa GIZ sudah sediakan project di Indonesia berhubungan dengan energi terbarukan.

Baca juga: Bupati Semarang Luncurkan 26 Ambulans Gratis, Layani Rute Antar Daerah

“Indonesia adalah salah satu negara penghasil ikan terbesar di dunia. Sayangnya banyak ikan terbuang dari daerah terpencil. Teknologi dengan mengandalkan tenaga surya dan sistem pendinginan yang ramah lingkungan ini diyakininya dapat menjawab kebutuhan nelayan dengan kapasitas produksi es balok hingga 1 ton/hari ,” ungkap Martin Hansen.

Sementara Direktur Utama PT.Bintang Samudera Cahaya Abadi, Gabriel Kenenbudi selaku pelaksana operasional, mengaku bangga atas kehadiran semua pihak dimana menjadi saksi langkah awal penerapan energi terbarukan dalam mendukung sektor perikanan. Penerapan teknologi yang mumpuni ini dapat pengontrolan luar biasa dari GIZ.

"Meski bangunan pabrik es ada disini (Sulamu) namun selalu di monitoring oleh mereka dari Jerman. Setiap pagi ada laporan dari Jerman, misalkan ada kerusakan alat atau mesin, laporan kerusakan tersebut pasti langsung disampaikan ke kami. Teknologi di daerah yang begitu canggih yang dapat dikontrol langsung dari Jerman," kata Gabriel Kenenbudi. 

200
NTT