Home Sumbagsel Permintaan Semen Menurun, PT SMBR Klaim Tetap Tumbuh 9 Persen

Permintaan Semen Menurun, PT SMBR Klaim Tetap Tumbuh 9 Persen

Palembang, Gatra.com - Di tengah permintaan semen di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) mengalami penurunan, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk atau SMBR tetap mampu mencatatkan pendapatan yang tumbuh sebesar 9 persen.

Direktur Utama PT Semen Baturaja (Persero) Tbk, Daconi, mengatakan permintaan semen Nasional sampai dengan September 2022 di wilayah Sumatera mengalami penurunan sebesar 3,1 persen. Lebih spesifik ke pasar SMBR, permintaan semen di wilayah Sumbagsel pun mengalami penurunan yang lebih dalam yaitu mencapai 4,8 persen.

“Industri semen secara nasional masih menghadapi berbagai tantangan di tahun ini, seperti kondisi over supply semen nasional dan kenaikan tarif BBM,” ujarnya di Palembang, Selasa (1/11).

Kendati begitu, lanjutnya, kondisi ini terus memacu perusahaan untuk semakin kompetitif agar dapat tumbuh lebih baik di hingga akhir tahun 2022. Di saat kondisi demand semen nasional menurun, SMBR mampu mencatatkan kenaikan volume penjualan sebesar 3 persen yang diikuti dengan tumbuhnya pendapatan sebesar 9 persen.

“Pertumbuhan ini menjadi titik balik semangat manajemen disaat penurunan pandemi bahwa target tahun ini dapat tercapai,” katanya.

Dikatakannya, peningkatan penjualan tentunya memberikan dampak positif bagi laba bersih perusahaan yang melonjak naik 260 persen dari tahun lalu yang senilai Rp16,7 miliar menjadi Rp43,1 miliar untuk periode sampai dengan September 2022. Hal yang sama juga terlihat pada margin laba bersih yang juga mengalami kenaikan 236 persen menjadi 3,30 persen (yoy).

Sejalan dengan pertumbuhan kinerja penjualan, sambungnya, arus kas bersih dari operasi mampu mencatat kenaikan 3 persen terhadap tahun lalu untuk periode sampai dengan September 2022 atau senilai Rp283,1 miliar.

Dengan kondisi arus kas yang positif, pada Triwulan III Perseroan melakukan pembayaran dipercepat sebagian pinjaman KI sebesar Rp127 miliar untuk mengurangi beban bunga. “Keputusan tersebut kami ambil setelah melihat potensi kenaikan suku bunga kedepan,” ujarnya.

Selain itu, sambungnya, perusahaan juga masih terus menjalankan program untuk menjaga produktivitas perusahaan dan meningkatkan daya saing.

“Manajemen juga memiliki komitmen untuk menerapkan program keberlanjutan seperti pemanfaatan limbah sebagai bahan bakar alternatif, pengurangan konsumsi energi karbon, dan program konservasi keaneragaman hayati di area tambang,” katanya.

249