Jakarta, Gatra.com - Tim kuasa hukum Ferdy Sambo sempat memutarkan potongan video perayaan ulang tahun pernikahan kliennya dengan sang istri, Putri Candrawathi, yang berlangsung di Magelang, Jawa Tengah, pada Kamis (7/7), dalam persidangan hari ini, Selasa (8/11).

Dalam video tersebut, tampak para ajudan Ferdy Sambo membawa masuk sebuah kue cokelat berbentuk persegi panjang yang dihiasi lilin di atasnya beserta sebuah nasi tumpeng yang dibawa ke atas meja yang sama dengan meja di mana kue tadi diletakkan.

Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi pun tampak dalam video tersebut, dan menyambut kue dan nasi tumpeng yang dibawa oleh para ajudannya. Kuasa hukum Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, Febri Diansyah mengatakan, perayaan tersebut hanya dihadiri oleh para ajudan dan satu orang tamu.

Febri pun menilai, acara perayaan ulang tahun itu berlangsung penuh keharmonisan dan sarat dengan suasana kekeluargaan.

"Perayaan yang sebenarnya tiba-tiba ada surprise dari beberapa orang yang ada di sana. Tadi juga terlihat dari keterangan saksi, perayaan perkawinan itu berjalan secara hangat dan kekeluargaan," ucap Febri, ketika ditemui di sela waktu persidangan, di PN Jakarta Selatan, Selasa (8/11).

Febri pun mengatakan, suasana perayaan pernikahan yang ditampilkan dalam video itu menjadi penting untuk mencegah pihak-pihak lain untuk menciptakan narasi keliru terkait rumah tangga kedua kliennya.

Sebab, kehangatan yang tercermin dalam video tersebut menurutnya tak sesuai dengan narasi yang menyebut telah terjadi konflik antara Ferdy Sambo dengan Putri Candrawathi.

"Jangan sampai ada pihak-pihak yang membangun informasi yang keliru. Seolah-olah ada konflik atau pertikaian antara Pak Sambo dan Bu Putri di Magelang. Itu terbukti dari beberapa saksi yang berkesesuaian itu keliru," kata Febri Diansyah dalam kesempatan itu.

Febri pun menilai, dalam video pendek itu, tampak bahwa tak ada sekat tebal antara Ferdy Sambo dengan para ajudannya. Oleh karena itu, ia menganggap penting untuk mendalami faktor yang dapat membalikkan situasi tersebut, sehingga peristiwa penembakan terhadap Brigadir J dapat terjadi, pada Jumat (8/7) lalu.

"Nanti akan kita buktikan, apa faktor yang mengubah secara signifikan (situasi tersebut) sampai kejadian di tanggal 8 tersebut (terjadi). Faktor emosional apa yang kemudian membuat peristiwa di tanggal 8 sore terjadi," ujar Febri.