Home Sumbagsel Bulan Merah Hantu, Begini Pengaruh Gerhana Bulan Total pada Cuaca

Bulan Merah Hantu, Begini Pengaruh Gerhana Bulan Total pada Cuaca

Palembang,Gatra.com- Bulan merah hantu yang terbit dan mengambang di atas ufuk langit sore Indonesia, Selasa (8/11), turut dapat teramati oleh masyarakat di wilayah Sumatera Selatan. Fenomena astronomis ini untuk terakhir kalinya pada 2022 dan baru akan berulang pada 2025.

Gerhana bulan total - juga dikenal sebagai bulan darah, karena rona kemerahan dan berkarat yang diambil bulan setelah sepenuhnya memasuki bayangan Bumi- terlihat di seluruh Asia Timur, Australia, Pasifik, dan Amerika Utara selama beberapa jam.

Sementara bulan lewat di belakang Bumi setiap 30 hari atau lebih selama siklus bulan regulernya, bulan biasanya menghindari bayangan Bumi karena sedikit perbedaan orbit antara kedua benda tersebut. Selama gerhana bulan total, bulan lewat tepat di belakang bayangan planet kita. 

Ketika bulan sepenuhnya memasuki bagian tergelap dari bayangan Bumi — disebut umbra — tetangga kita di langit tidak sepenuhnya hitam, melainkan mengambil rona merah hantu. Sebuah fenomena yang disebut hamburan Rayleigh menyebabkan warna berkarat ini.

Yaitu etika sinar matahari bertabrakan dengan atmosfer bumi, cahaya biru akan tersebar sementara cahaya merah dibiaskan, atau ditekuk, di sekitar planet sampai mendarat di bulan. Hal ini membuat bulan terlihat seperti hantu dan kemerahan saat terjebak dalam bayangan Bumi.

Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG SMB II Palembang, V Sinta Andayani, menjelaskan, bahwa gerhana bulan selasa sore peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak langsung menyinari Bulan. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.

Gerhana bulan total terjadi saat posisi Bulan-Matahari-Bumi sejajar. Hal ini membuat Bulan masuk ke umbra Bumi. Akibatnya, saat puncak gerhana terjadi, Bulan akan terlihat berwarna merah.

Adapun gerhana Matahari adalah peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh bulan sehingga bayangan bulan jatauh ke permukaan bumi sehingga terjadi gerhana Matahari total. Jika bayangan bulan tidak jatu ke bumi maka terjadi fenomena gerhana Matahari cincin. Gerhana Matahari selalu terjadi pada saat fase bulan baru.

"Gerhana ini tidak ada pengaruhnya ke cuaca," kata V Sinta. Dia mengingatkan, untuk cuaca kedepan di wilayah Sumatera Selatan masih ada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, terutama wilayah barat dan tengah provinsi Sumsel.

"Tetap dihimbau untuk cuaca ekstrim seperti hujan lebat yg disertai angin kencang kilat dan petir," himbaunya.

678