Home Ekonomi Pemerintah Targetkan 4.000 Restoran Indonesia Dibuka Di Luar Negeri

Pemerintah Targetkan 4.000 Restoran Indonesia Dibuka Di Luar Negeri

Jakarta, Gatra.com-Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparkraf) menargetkan 4.000 restoran Indonesia dapat dibuka di luar negeri pada 2024.

Direktur Tata Kelola Ekonomi Digital Kemenparekraf, Yuana Rochma Astuti mengungkapkan bahwa target tersebut tertuang dalam program pemerintah yang bernama 'Indonesia Spice Up the World'.

"Target hingga tahun 2024 hadirnya 4.000 restoran Indonesia di luar negeri dan memperkenalkan kuliner Nusantara seperti rendang, nasi goreng, sate, soto, dan gado-gado,” ujar Yuana dalam keterangannya, Rabu (9/11).

Baca jugaGatra Media Group & Masyarakat Singkong Indonesia Gelar Festival Pangan Nasional

Yuana mengungkapkan, tahun ini terjadi perubahan paradigma dalam strategi pengembangan pariwisata yang diharapkan dapat menjadi kunci dalam mengantisipasi gelombang resesi global yang bisa menerpa ekonomi Indonesia tahun depan.

Strategi pertama, kata Yuana, adalah “From City to Countryside” yang fokus pada destinasi yang mempromosikan aktivitas outdoor dan berkelanjutan sehingga dapat menyelesaikan isu over tourism capacity.

Kedua, “Tweak Tourism Policies” yang mengedepankan destinasi yang beragam guna mengurangi kepadatan di suatu destinasi. Ketiga, “Switching to Digital Economy”, yaitu pelayanan pariwisata dengan beralih ke digital ekonomi.

Baca jugaAkmal Nasery Basral Luncurkan Buku Kegelisahan Chef Degan di IIBF 2022

Keempat, “Inclusive Growth” yang menargetkan investasi untuk mengatur pertumbuhan pariwisata yang inklusif dan berkesinambungan.

Terakhir, “Sustainable Tourism”, yakni pengembangan pariwisata yang mengarah pada ecotourism dan mengurangi dampak negatif dari aktivitas pariwisata seperti sampah, limbah, dan jejak karbon.

Merujuk UU No.24 Tahun 2019, ekonomi kreatif (ekraf) merupakan sektor perekonomian yang memiliki nilai tambah dari kekayaan intelektual yang bersumber dari kreativitas manusia berbasis warisan budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Baca jugaPuluhan Pelaku UMKM Berbagai Kota Ambil Bagian di Agenda Rakernas JKPI

Ekraf mencakup 17 subsektor di antaranya kuliner, kriya, dan fesyen yang menempati posisi paling atas. Sedangkan yang potensial dioptimalkan adalah game, animasi, dan aplikasi.

“Kalau bicara tentang kontribusi ekraf kita terhadap PDB nasional, kita cukup berbangga hati karena kontribusinya sudah mencapai 7,5 persen. Ekraf Indonesia menempati peringkat ke-3 setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan," tutur Yuana.

Untuk ekspor ekraf yang paling tinggi dari produk fesyen yang pada triwulan I 2022 menyumbang sebesar 56,53 persen dari total ekspor ekraf, diikuti produk kriya dan kuliner.

Negara tujuan ekspor ekraf terbesar adalah Amerika Serikat dengan 3,13 miliar dolar AS, Swiss dengan 1,09 miliar dolar AS, dan Singapura dengan 0,38 miliar dolar AS.

"Kita juga mempunyai komoditas unggulan untuk rempah seperti lada, pala, cengkeh, dan lainnya dengan potensi ekspor yang sangat besar. Ditargetkan nilai ekspor bumbu dan rempah dapat ditingkatkan sebesar 2 miliar dolar AS dengan negara tujuan seperti Afrika, Australia, Belanda, dan Amerika Serikat," jelasnya.

169

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR