Home Kesehatan Genjot Vaksinasi Booster Ditengah Kemunculan Subvarian Omicron XBB

Genjot Vaksinasi Booster Ditengah Kemunculan Subvarian Omicron XBB

Jakarta, Gatra.com - Vaksinasi booster bagi masyarakat adat dan kelompok rentan perlu digencarkan kembali. Pendorongan kembali perlu dilakukan mengingat adanya pelonjakan kembali kasus Covid-19 pasca munculnya subvarian XBB dari Omicron.

Sejak akhir Oktober, angka kasus harian COVID-19 naik drastis. Dalam sepekan terakhir, tren kasus COVID-19 masih menunjukkan peningkatan. Puncaknya pada 8 November lalu, kasus pun menanjak jadi 6.601.

Baca JugaKemenkes Update Capaian Vaksinasi Lengkap Covid-19

Membaca hal ini, Koordinator Koalisi Masyarakat Sipil untuk Akses Vaksinasi bagi Masyarakat Adat dan Kelompok Rentan Hamid Abidin menyatakan, pemberian vaksinasi booster tidak bisa lagi ditunda. Mengingat, dua kelompok tersebut saat ini umunya baru mendapatkan dua dosis vaksin.

“Pemerintah perlu terus mendukung dan memfasilitasi masyarakat adat dan kelompok rentan di berbagai wilayah terpencil di luar Pulau Jawa,” kata Hamid dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/11).

Apabila kedua kelompok tersebut mendapat booster, Hamid yakin bahwa kenaikan angka Covid-19 bisa dihalai. Sebab, dengan subvarian yang kian tak terprediksi muncul, maka pengamanan diri melalui dua dosis vaksin tak akan ampuh.

“Melemahnya benteng perlindungan tubuh perlu intervensi booster. Buat antibodi kembali terbentuk optimal,” tegasnya.

Baca JugaKemenkes Pastikan Stok Vaksin Covid-19 Tersedia

Sementara itu, Kepala Sekretariat Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) Gita Syahrani menyebut, minimnya angka vaksinasi di kalangan masyarakat adat merupakan imbas dari minimnya edukasi. Pada umumnya, masyarakat adat belum paham betul soal Covid-19 dan vaksinnya.

Disisi lain, distribusi vaksin yang menyasaar kalangan masyarakat adat pun jadi tantangan. Akses transportasi ke daerah terpencil tidak semudah yang dapat digapai di wilayah perkotaan dengan infrastrukturnya yang memadai. “Memastikan vaksin tiba di lokasi tujuan merupakan masalah sendiri,” imbuhnya.

Disisi lain Epidemiolog dan peneliti dari Universitas Griffith, Australia Dicky Budiman, pun sepakat bahwa vaksinasi booster harus terus digenjot. Sebab, ia menduga naiknya angka kematian kemungkinan besar dipicu kasus XBB.

“Subvarian ini memiliki kemampuan menulari dan menerobos pertahanan tubuh yang telah terbentuk oleh vaksinasi maupun infeksi sebelumnya,” tuturnya.

101