Home Kesehatan 70% Penderita Diabetes di Indonesia Adalah Pasien Obesitas

70% Penderita Diabetes di Indonesia Adalah Pasien Obesitas

Jakarta, Gatra.com - Penderita obesitas merupakan salah satu orang yang rentan terkena penyakit diabetes melitus. Dokter anggota Himpunan Studi Obesitas Indonesia, Dicky Tahapary menyatakan, bahwa 70% dari total penderita diabetes di Indonesia merupakan pasien dengan kelebihan berat badan.

"Semakin meningkatnya indeks massa tubuh, maka meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes. 70% pasien diabetes di Indonesia itu ternyata overweight. Jadi, cukup besar proporsi pasien diabetes dengan obesitas," ujarnya pada diskusi bertajuk 'Cegah dan Kendalikan Diabetes untuk Masa Depanmu' yang digelar secara daring, Senin (14/11).

Baca JugaEdukasi Penyakit Diabetes Melitus Penting untuk Penanganan

Penderita obesitas bisa mengalami komplikasi penyakit. Selain diabetes melitus, Dicky menerangkan bahwa bentuk komplikasi lainnya yakni komplikasi penyakit jantung, stroke, dan darah tinggi. Selain itu, penderita bisa mengalami gangguan produktivitas dan depresi.

"Apa contohnya? Misalnya kita lihat orang sering mengantuk di siang hari, itu akan mengganggu produktivitas," ucapnya.

Dicky menerangkan bahwa metabolisme turut mempengaruhi pasien penderita obesitas. Ia menyebut bahwa obesitas terjadi adanya karena keseimbangan apa yang dimakan oleh pasien dengan pengeluaran energinya, dengan kecepatan metabolisme yang ditentukan secara genetik. Ketika di dalam tubuh terdapat kelebihan energi berbentuk lemak, maka akan menyebabkan inflamasi. Jadi, kelebihan lemak yang akhirnya menganggu kesehatan ini lah yang didefinisikan sebagai obesitas.

Dicky menegaskan bahwa istilah seperti metabolically healthy obese atau obesitas tapi sehat tidak serta merta menurunkan risiko penyakit yang akan muncul. Menurutnya, istilah itu merupakan misleading dan penderita obesitas tetap direkomendasikan untuk menurunkan berat badannya.

"Hasil studi terakhir di Inggris menunjukkan selama 5-10 tahun, ternyata pasien obesitas tapi sehat risiko diabetesnya tetap 4x lipat lebih tinggi. Risiko penyakit jantungnya 1,18x lipat lebih tinggi," jelasnya.

Baca JugaHindari Diabetes, Berikut Cara Tes untuk Mengetahuinya

Dicky menyebutkan bahwa penggunaan indeks massa tubuh bisa dilakukan untuk mengidentifikasi komposisi lemak di dalam tubuh. Perhitungannya dilakukan dengan rumus, berat badan(kg): tinggi badan (m²). Bila hasilnya lebih dari 23, maka masuk dalam kategori overweight. Sementara, bila lebih dari 25, maka termasuk ke dalam obesitas.

Selain menggunakan indeks massa tubuh, pengukuran lingkar perut juga bisa dilakukan. Dicky menerangkan bahwa batas lingkar perut normal pada perempuan adalah 80 cm, sementara bagi laki-laki adalah 90 cm.

"Kalau lebih dari ini, kita sebut obesitas. Tapi ingat kalau obesitas tidak semata-mata ukuran. Yang paling penting adalah gangguan kesehatan, itu yang harus kita atasi," ujarnya.

141